Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Penulisan Surat Sedunia 1 September, Nostalgia di Zaman yang Sudah "Tua"

2 September 2022   11:07 Diperbarui: 2 September 2022   11:51 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kotak surat (news.detik.com)

Nostalgia, ini kesan pertama kali yang timbul di pikiran saya tentang "manfaat" dari hadirnya Hari Penulisan Surat Sedunia yang jatuh pada setiap tanggal 1 September setiap tahunnya.

Begini, dalam dunia yang sudah semakin tua ini dimana segala sesuatu sudah semakin maju dalam teknologi yang terus berkembang, salah satunya yang memudahkan adalah dalam hal mengirimkan berita, pesan, atau apa yang mau disampaikan.

Sekarang sudah ada email, WhatsApp, SMS, telepon, media sosial dan sebagainya. Dalam hitungan detik, pesan sudah terkirim kepada orang yang ingin kita hubungi.

Nah di saat tua ini, alangkah segarnya jika kita memutar waktu ke belakang di masa-masa dulu dimana untuk mengabarkan pesan kita harus menulis surat.

Surat pertama-tama didaftarkan ke kantor pos dengan dibubuhi perangko sebagai biaya pengiriman.

Siapakah pencetus yang menetapkan tanggal 1 September ini sebagai Hari Penulisan Surat Sedunia?

Kisahnya berawal dari seorang fotografer Australia yang bernama Richard Simpkin.

Pada era 1990-an Richard Simpkin menulis surat kepada sejumlah orang-orang terkemuka di negaranya, Australia.

Karena mereka orang-orang penting, Simpkin tak berpikiran apakah surat-surat nya itu akan ditanggapi oleh mereka.

Namun diluar dugaan, para tokoh tersebut membalas surat-surat yang dituliskannya. Oleh karenanya dia semakin bersemangat menulis surat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun