Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Unik, Nostalgia "Kawinnya" Piala Thomas dan Uber Diabadikan dalam Perangko

19 Oktober 2021   10:27 Diperbarui: 19 Oktober 2021   10:51 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perangko kawinnya Piala Thomas dan Uber (hafilastamps.blogspot.com)

Indonesia baru saja menang 3-0 atas Cina di partai puncak Piala Thomas 2020 yang digelar di Ceres Arena, Aarhus, Denmark.

Dengan demikian Indonesia menjadi supremasi. Dan merebut Piala Thomas itu untuk yang ke 14 kalinya. Namun, Tim Uber Indonesia belum beruntung. Gregoria dkk terpaksa harus mengakui keunggulan Thailand dengan skor 2-3 di perempatfinal.

Dalam sejarahnya, Indonesia pernah merebut Piala Uber itu sebanyak 5 kali. Ada saat-saat dimana Indonesia mengawinkan Piala Thomas dan Piala Uber itu, alias kedua piala itu secara berbarengan dibawa ke tanah air.

"Kawinnya" Piala Thomas dan Piala Uber itu sempat dialami dua kali oleh Indonesia, yaitu pada edisi 1994 dan 1996.

Pada edisi 1994 yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, para Srikandi Indonesia yang bermaterikan para pemain seperti Susy Susanti, Mia Audina, Yuliani Sentosa di nomor tunggal. Serta Elyza Nathanael/Zelin Resiana dan Lili Tampi/Finarsih berhasil menundukkan Cina dengan skor 3-2 di final.

Tampil di partai kelima atau penentuan, Mia Audina akhirnya menang atas Zhang Ning dengan tiga gim, 11-7, 10-13 dan 11-4.

Sedangkan Tim putra Piala Thomas Indonesia juara setelah menang 3-0 atas musuh bebuyutan Malaysia. Di final, kemenangan ditentukan oleh Ardy Bernardus Wiranata. Sedangkan dua angka lagi disumbangkan oleh Haryanto Arbi dan ganda putra Gunawan/Bambang.

Partai keempat dan kelima tidak dimainkan karena adanya pelemparan barang oleh penonton ke lapangan. Situasi Istora saat itu tidak kondusif.

Di Piala Uber edisi berikutnya, 1996, masih bermaterikan Susy Susanti dkk Indonesia kembali bertemu dengan Cina di final dan menang 4-1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun