Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

19 Tahun "Terbang" ke Negeri Orang, Indonesia Rebut Piala Thomas 2020

18 Oktober 2021   10:57 Diperbarui: 18 Oktober 2021   11:11 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia juara (sport.detik.com)

Dari sisi lapangan, rekan-rekan Jojo berhamburan saling berpelukan dan bersukacita. Indonesia juara!

Terakhir kali Indonesia juara adalah pada tahun 2002. Sesudah itu Tim Thomas Indonesia masuk final dua kali yaitu pada edisi 2010 dan 2016. Pada 2016 ini Piala Thomas "terbang" ke Denmark (yang mengalahkan Indonesia di final 3-2), satu-satunya negara di luar Asia yang pernah memegang Piala Thomas.

Termasuk negara Eropa itu, hanya ada 5 negara yang pernah membawa pulang lambang supremasi beregu putra bulutangkis itu. 

Termasuk edisi 2021 yang baru saja diraih, Indonesia terbanyak, yaitu 14 kali. Cina 10 kali, Malaysia 5 kali, serta Jepang dan Denmark masing-masing 1 kali.

Kendati sempat tertinggal angka, namun sejak fase grup, Ginting dkk tidak pernah kalah. Diawali menang 5-0 dari Aljazair, Thailand 3-2, dan Taiwan 3-2.

Malaysia dibekuk Indonesia 3-0 di perempatfinal, lantas menang atas tuan rumah Denmark dengan skor 3-1.

Kini "jarang-jarang" Indonesia menang 3-0 atas Cina! Luar biasa.

Jadi, sejak terakhir kalinya para pahlawan bulutangkis Indonesia "diarak" yaitu pada 2002, ada kesenjangan waktu 19 tahun Piala Thomas itu bermukim di negeri orang lain.

Selain karena faktor cederanya Shi Yuqi, faktor lain yang membuat Indonesia menang atas Cina adalah karena Indonesia mempunyai pelatih yang berpengalaman. Ada "Naga Api" (julukan yang diberikan kepada pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi), atau Hendry Saputra, pelatih tunggal putra.

Faktor juara grup juga membuat Indonesia bertemu dengan Denmark (runner-up grup lain) di perempatfinal.

Para pemain juga kompak bersatu padu sehingga memelihara semangat juang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun