Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bukan Bahasa Resmi setelah Merdeka, Bagaimana "Nasib" Bahasa Indonesia di Timor Leste?

4 September 2021   11:06 Diperbarui: 4 September 2021   11:05 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timor Leste (matamatapolitik.com)


Setidaknya, negara tetangga kita ini, Timor Leste, sudah dua puluh tahun mengenyam kemerdekaan.

Bagi sebuah negara, waktu dua dekade itu masihlah dikatakan "bayi" yang baru merangkak.

Seperti diketahui, setelah digelar referendum pada 30 Agustus 1999 wilayah yang dulu disebut dengan Timor Timur itu menjadi berdiri sendiri, lepas dari pendudukan Indonesia.

Dua setengah tahun kemudian, wilayah tersebut resmi diakui menjadi sebuah negara oleh PBB pada 20 Mei 2002.

Ketika Indonesia memasuki Timor Timur pada Desember 1975, Presiden Soeharto pada waktu itu melarang penggunaan bahasa Portugis, dimana sejak abad ke 16 Timor Timur dijajah oleh bangsa dari Eropa itu.

Indonesia mencuri kesempatan ketika kelompok Fretilin di sana mendeklarasikan Timor Timur lepas dari penjajahan Portugis. Belum ada pemerintahan terbentuk, Indonesia menginvasi.

Presiden Soeharto memerintahkan agar penduduk menggunakan Bahasa Indonesia, termasuk di antaranya diajarkan di institusi pendidikan dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.

Sejak saat itu, penduduk Timor Leste yang biasanya menggunakan bahasa Portugis atau Tetun mulai mengenal dan menggunakan Bahasa Indonesia di keseharian.

Paska resmi diakui sebagai negara seperti yang sudah disebutkan di atas, pemerintahan Timor Leste yang terbentuk mulai mempersiapkan segala sesuatunya sebagai kelengkapan sebuah negara pada umumnya.

Seperti menetapkan lambang negara, UUD, bendera negara, dan bahasa Nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun