Mohon tunggu...
Rudy Yuswantoro
Rudy Yuswantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi adalah jiwaku

Penikmat Literasi || Pecandu Rindu || Pemital Aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menjahit Luka

4 Juli 2020   13:02 Diperbarui: 4 Juli 2020   13:06 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin benar
Terlalu banyak salahnya
Hingga benci kian membuana
Meninggi, setinggi gunung Himalaya

Aku tak berkata
Sepenggal tidak di gubris
Bisa jadi merasa muak melihatnya
Seakan tiada pantas bertatap senyum

Ya sudahlah
Kucoba 'tuk bertahan
Dari terpaan celoteh yang berlalu
Walau perih dan pedih menyayat hati

Sambil meneguk segelas kopi
Bersandar pasi di sudut ruangan
Pelan-pelan menjahit luka ini
Memendam yang terkenang, lirihku

Surabaya, 4 Juli 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun