Mohon tunggu...
Rudy Yuswantoro
Rudy Yuswantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi adalah jiwaku

Penikmat Literasi || Pecandu Rindu || Pemital Aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kuat Menang Kalah Tertekan

17 Juni 2019   21:35 Diperbarui: 17 Juni 2019   22:06 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Aku menyisir pinggiran kota
Mengamati jiwa-jiwa terbatas
Berteduh gubuk riot, berdinding kardus
Dan koranpun sebagai rebah ketika lelah

Aku menangis
Tapi untuk apa airmata
Sedang rintih perihnya tak terdengar
Kuping seakan tertutup kemewahan
Pribadi memperkaya kepentingan diri

Inilah hidup
Kuat yang menang
Lemah semakin terpanggang
Keadilan dan kesejahteraan hanya sepihak
Tanpa ada sepatah janji yang termaknai

Duh,
Akan kemana kaki memijak
Tunjangan hidup menuntut dangkal
Belas kasih ajang tipu muslihat
Wujud dekilnya hati yang terbutakan

Siapa kata benar
Siapa dipercaya
Siapa bernaluri
Siapa bertulus kasih
Ah...
Diam menggurat tanya di penghujung malam

Surabaya, 17 Juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun