Aku menyisir pinggiran kota
Mengamati jiwa-jiwa terbatas
Berteduh gubuk riot, berdinding kardus
Dan koranpun sebagai rebah ketika lelah
Aku menangis
Tapi untuk apa airmata
Sedang rintih perihnya tak terdengar
Kuping seakan tertutup kemewahan
Pribadi memperkaya kepentingan diri
Inilah hidup
Kuat yang menang
Lemah semakin terpanggang
Keadilan dan kesejahteraan hanya sepihak
Tanpa ada sepatah janji yang termaknai
Duh,
Akan kemana kaki memijak
Tunjangan hidup menuntut dangkal
Belas kasih ajang tipu muslihat
Wujud dekilnya hati yang terbutakan
Siapa kata benar
Siapa dipercaya
Siapa bernaluri
Siapa bertulus kasih
Ah...
Diam menggurat tanya di penghujung malam
Surabaya, 17 Juni 2019