Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Quiet Quitting: Rasa Tenteram yang Palsu?

25 September 2022   18:50 Diperbarui: 26 September 2022   02:02 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi worklife balance dan hubungannya dengan quiet quitting, Sumber: Pexels

Bila kita ingin pindah kwadran dari pekerja menjadi pengusaha, perlu kita sadari bahwa ini tidak semudah yang dikatakan oleh para motivator.

Tidak semua orang bisa menjadi pengusaha yang sukses, banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor genetika, mindset, lingkungan, keberuntungan dan faktor-X yang kadang sulit untuk dijelaskan.

Namun demikian setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan bila kita memilih opsi quiet quitting sebagai respon terhadap lingkungan kerja yang tidak sehat dan tidak ada masa depan karir di tempat kerja tersebut.

Pertama, sadarilah bahwa quiet quitting hanyalah langkah antara dan bukan sikap akhir (final response) terhadap situasi tempat kerja saat ini.

Kedua segera Menyusun life-plan yang lebih baik, dengan cara mengenal diri sendiri dengan lebih baik, misalnya dengan melakukan Analisa SWOT pribadi, bila perlu mulai me-reset mindset agar sesuai dengan target yang akan diraih.

Ketiga adalah dengan mengeksekusi life-plan yang sudah kita buat, mulai move-on dan terus meng-upgrade diri, haus untuk belajar apa saja dan dari siapa saja, selalu berpikir positif dan membuka diri terhadap ide-ide baru dan terus me-review plan yang sudah kita buat.

Hal yang terpenting dari ketiga hal di atas adalah konsistensi untuk melakukan siklus plan-do-check-action (PDCA), artinya secara periodik dan terus menerus kita membuat plan, mengeksekusi, mengevaluasi dan melakukan langkah perbaikan atau me-review plan sebelumnya menjadi plan yang baru dan seterusnya.

Selamat berjuang, Good luck.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun