Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Metaverse dan Keniscayaan Hidup dalam 2 Dunia, Sisi Gelap Metaverse akan Menjadi "Normal Baru"?

30 Desember 2021   18:13 Diperbarui: 31 Desember 2021   09:34 1901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Metaverse (Freepik)

Metaverse telah menjadi istilah yang hype dan populer akhir-akhir ini, terutama setelah Mark Zuckerberg mengganti nama perusahaannya dari Facebook Inc. menjadi Meta Platforms Inc.

Perubahan nama Ini menegaskan komitmen Facebook terhadap masa depan metaverse yang merupakan evolusi berikutnya dari koneksi sosial. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh CEO Facebook Mark Zuckerberg berikut ini.

"Di tahun-tahun mendatang, saya berharap orang-orang akan beralih dalam memandang kami dari awalnya perusahaan media sosial menjadi perusahaan metaverse." -Mark Zuckerberg-

Metaverse adalah sebuah istilah yang diberikan untuk evolusi internet menjadi dunia virtual di mana orang berinteraksi melalui diri-digital atau avatar.

Metaverse, kependekan dari "meta-universe," merupakan gabungan dari dunia nyata dan dunia virtual yang memungkinkan orang untuk berpindah di antara perangkat yang berbeda dan berkomunikasi dalam lingkungan virtual.

Ruang 3D di metaverse yang akan dibangun oleh Facebook ini memungkinkan orang bersosialisasi, belajar, berkolaborasi, dan bermain dengan cara yang melampaui apa yang dapat kita bayangkan.

Secara sederhana metaverse ini dibangun berdasarkan teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (AR). Facebook telah mengumumkan bahwa mereka berencana untuk mempekerjakan 10.000 orang di Uni Eropa untuk membangun metaverse.

Konsep metaverse yaitu penggabungan realitas fisik, realitas augmented (AR) dan realitas virtual (VR) dalam satu ruang digital sebenarnya sudah dikenal dalam novel fiksi ilmiah "Snow Crash" karangan Neal Stephenson pada tahun 1992.

Konsep ini juga telah diimplementasikan oleh industri game seperti Roblox -sebuah platform yang menyediakan banyak sekali game untuk anak-anak dan remaja atau Fortnite -sebuah game penembak dan bagaimana bertahan hidup.

Bagi yang tidak suka main game, mungkin bisa membayangkan simulator pesawat terbang atau Flight Simulator sebagai contoh implementasi dari konsep ini. Flight Simulator ini dilengkapi dengan simulasi kondisi cuaca dan efek gerak untuk merepresentasikan kondisi sesungguhnya yang dialami pilot ketika menerbangkan pesawat.

Dengan perkembangan teknologi internet saat ini, dunia virtual (VR) masih sebatas memberikan pengalaman pada indera penglihatan dan pendengaran (visual dan audio). Di masa yang akan datang kemungkinan kelima panca indera kita bisa merasakan pengalaman di dunia virtual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun