Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Cukup Banyak Warga Negara Maju Menolak Vaksinasi dan Demo Menentang Pembatasan Terbatas?

28 November 2021   20:46 Diperbarui: 29 November 2021   06:43 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demo terkait Covid-19 yang berakhir dengan kerusuhan di Belanda, Sumber: Killian Lindenburg / EPA via akurat.co

Namun perlu diingat, pertama bahwa narasi yang digulirkan oleh pihak oposisi telah berhasil menanamkan benih keraguan di benak rakyat yang pro-oposisi terhadap kebijakan pemerintah. Hal ini juga mendorong mereka mencari bukti-bukti atau pembenaran terhadap keraguan ini.

Kedua perlu disadari bahwa dalam setiap populasi, bila digambarkan dalam kurva distribusi normal selalu ada bagian yang esktrim kiri dan ekstrim kanan. Hanya bentuk grafik kurva normalnya yang berbeda-beda, ada yang condong ke kiri, ke kanan atau ke tengah dan intensitasnya juga berbeda-beda.

Sebagai contoh penduduk di negara-negara maju yang umumnya cara berpikirnya sudah modern, sekuler, dan logis juga masih cukup banyak rakyatnya yang percaya tahayul. Seperti menganggap angka-angka tertentu atau hewan tertentu adalah pertanda pembawa kesialan dan harus dihindari.

Contoh lain mengenai budaya antri, disiplin berkendara di jalan raya, budaya tepat waktu tidak semua berperilaku demikian, ada juga yang suka menyerobot antrian, ugal-ugalan di jalan dan ngaret kalau janjian. Masyarakat di sana juga heterogen dan latar belakangnya berbeda-beda.

3. Ketakutan soal percepatan persetujuan vaksin yang dikhawatirkan oleh beberapa orang mengakibatkan vaksin ini belum terbukti keamanannya dalam jangka panjang

Saat ini semua negara berlomba-lomba untuk mengembangkan vaksin Covid sehingga  terdapat banyak jenis vaksin yang dikembangkan dengan metode yang berlainan, tingkat efikasi vaksin yang berbeda-beda dan efek samping yang tidak sama.

Pengembangan vaksin ini juga dilakukan dengan secepat-cepatnya karena memang vaksin adalah satu-satunya cara untuk menghentikan penyebaran virus covid-19 saat ini. Namun demikian percepatan ini bukan berarti meniadakan sebagian "prosedur wajib" pengujian obat atau vaksin sehingga membahayakan jiwa manusia.

Prosedur wajib tetap dilakukan namun dengan kecepatan yang luar biasa mengingat ini memang kondisi urgent dan emergency. Jadi bila sudah dinyatakan lolos uji, secara ilmiah dapat dipertanggungjwabkan dan dipastikan aman digunakan pada manusia seperti pengujian vaksin-vaksin sebelumnya.

Namun demikian keberadaan bermacam-macam vaksin dan terus bertambah jenisnya dari waktu ke waktu dapat mejadi alasan dari sebagian orang untuk "menunggu" sampai dirasa "terbukti aman". Strategi wait and see ini bukan hanya dilakukan oleh mereka yang sama sekali tidak memahami prosedur pengujian ilmiah namun juga oleh kalangan "ilmuwan" yang paham akan prosedur ilmiah.

Bisa jadi mereka ini memang mempunyai logika dan cara berpikir sendiri yang berbeda dari sebagian besar ilmuwan lain. Orang seperti ini jumlahnya tidak banyak namun mereka dapat mempengaruhi banyak orang karena status mereka sebagai ahli atau pakar dibidangnya.

Demikian salah satu tinjauan mengenai penyebab mengapa di negara-negara maju juga ada sebagaian masyarakatnya yang melakukan demo untuk menolak vaksinasi, pembatasan terbatas dan penerapan prokes dengan lebih ketat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun