Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama FEATURED

Tips Camping dan Trekking bagi Pemula "Ala Me"

26 November 2021   19:46 Diperbarui: 2 Juni 2022   08:16 3535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di camping ground Dlundung, Trawas, Mojokerto, Sumber: Dokumentasi pribadi

Selama masa pandemi yang berlangsung hampir dua tahun ini, praktis kegiatan tamasya jarak jauh bersama keluarga berkurang banyak. Biasanya saya dan keluarga beberapa kali dalam setahun tamasya keliling Jawa atau ke Bali, namun sejak pandemi ini terhenti sama sekali kecuali ke Danau Toba akhir Desember 2020 karena pas kebetulan pulang ke kampung istri di Medan.

Sebenarnya bukan saya saja yang menghentikan kegiatan tamasya jarak jauh bersama keluarga, semua orang kurang lebih juga mengalami hal yang sama dengan penerapan PPKM berjilid-jilid dan ketakutan akan resiko tertular virus covid-19.

Sebagai gantinya pada awal masa pandemi Covid-19, bersepeda adalah kegiatan di luar rumah yang paling digemari oleh masyarakat sebagai kegiatan rekreasi sekaligus olahraga untuk mengatasi rasa jenuh bahkan stress akibat berada di rumah saja dalam waktu yang lama.

Selain bersepeda, berkebun di rumah juga menjadi kegiatan yang trending sebagai sarana untuk menyalurkan hobi dan "hiburan" bagi sebagian orang. Berkebun di lahan terbatas seperti verticulture, hidroponik, aquaponik bahkan aeroponik semakin digemari masyarakat, baik yang sekedar coba-coba sampai yang serius. Saya termasuk yang ikut arus ini, meskipun hanya pada level coba-coba dan gagal.

Seiring dengan itu, tren kegiatan di alam terbuka seperti camping dan trekking mulai naik, meskipun beberapa tempat rekreasi alam terbuka yang menyediakan area camping dan trekking masih banyak yang tutup akibat penerapan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level 3.

Camping adalah pilihan kegiatan liburan yang paling sederhana dan santai. Sebuah kesempatan yang berharga untuk menjalin kembali ikatan dengan keluarga atau orang-orang terdekat. Melarikan diri dari keruwetan dan kejenuhan hidup di "penjara" di rumah untuk pergi bersatu dengan keasrian alam, dan tidur di bawah taburan bintang.

Agar tujuan camping di atas dapat tercapai dan terhindar dari masalah-masalah yang tidak perlu seperti kepanasan, kedinginan, kelaparan, dan hal-hal lain yang tidak diinginkan, termasuk risiko terpapar virus Covid-19 maka diperlukan persiapan yang baik.

Berikut ini tip berkemah dan trekking dengan aman dan nyaman ditengah masa pandemi bagi pemula berdasarkan pengalaman pribadi saya dan keluarga.

1. Camping Sendiri atau dengan Keluarga Saja

Robert Gomez, ahli epidemiologi dan kesehatan masyarakat, mengungkapkan bahwa camping sendiri atau dengan hanya anggota keluarga saja bisa mengurangi risiko terpapar virus dari orang lain yang kemungkinan sakit, tetapi tidak menunjukkan gejala atau OTG.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun