Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Membangun UMKM yang Ramah Lingkungan, Mampu Bersaing Secara Global dan 100% Mendukung Net-Zero Emissions

10 Oktober 2021   14:09 Diperbarui: 10 Oktober 2021   14:19 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi UMKM naik kelas, sumber: patrolibins.co.id

UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) selama ini memiliki peran dan kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia. Sesuai dengan data Kementrian Koperasi dan UKM pada tahun 2019, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 65,5 juta unit, menyerap tenaga kerja sekitar 123,4 juta orang dan menyumbang sekitar 60,5 persen Produk Domestik Bruto (PDB). Jumlah ini diprediksi terus meningkat seiring  banyaknya karyawan yang di PHK selama masa pandemi ini, dan banting setir menjadi pelaku UMKM.

Namun sayangnya populasi UMKM masih didominasi oleh usaha mikro yaitu 98,7 persen, dimana usaha ini masih bersifat informal, memiliki asset kecil dan produktivitas yang rendah. Kondisi ini menyebabkan daya saing UMKM saat ini masih sangat rendah di tingkat global.  

Permasalahan utama UMKM untuk naik kelas dan mampu bersaing secara global adalah kurangnya pengetahuan baik dari sisi manajemen maupun teknis, keterbatasan akses ke pembiayaan, kurangnya inovasi dan penerapan teknologi terkini.

Salah satu bidang UMKM yang mempunyai potensi untuk berkembang menjadi besar dan mampu bersaing di pasar global adalah usaha Sale Pisang.

Usaha Sale Pisang ini dipilih karena tanaman pisang mudah tumbuh dengan subur dan banyak ditanam masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Banyak sentra produksi pisang tersebar di seluruh wilayah Indonesia baik dalam skala kecil maupun skala Industri.

Dalam skala kecil kebun pisang tradisonal ditandai dengan adanya pusat penjualan atau pasar buah pisang lokal. Dalam skala besar atau skala industri ada daerah tertentu sebagai penghasil pisang yang terkenal seperti di Lampung, Lumajang, Malang dan sebagainya.

Buah pisang merupakan buah yang kaya nutrisi dan banyak manfaatnya bagi kesehatan. Namun sayangnya buah pisang ini setelah masak tidak bisa disimpan lama. Setelah dipanen sekitar 1-2 minggu buah matang dan dalam hitungan hari harus segera dikonsumsi agar tidak menjadi terlalu matang atau busuk.

Karena tidak bisa disimpan terlalu lama ini, biasanya harga pisang akan anjlok bila terjadi panen yang bersamaan. Pada kondisi seperti ini petani pisang tradisonal tidak punya pilihan selain menjual dengan harga rendah atau dibiarkan busuk, sehingga yang dirugikan adalah petani pisang.

Di negara kita, buah pisang biasanya diolah menjadi berbagai macam makanan olahan seperti keripik pisang, gethuk pisang, sale pisang dan sebagainya. Namun makanan olahan ini sebagian besar nutrisinya telah rusak atau berkurang banyak selama proses memasak atau menggoreng pada temperatur tinggi.

Sale Pisang yang dijual di pasaran ada dua jenis yaitu Sale Pisang kering dan Sale Pisang basah. Keduanya sama-sama dibuat dengan menjemur buah pisang sampai kering, perbedaannya pada Sale Pisang basah setelah kering bisa langsung dikemas sedangkan pada Sale Pisang kering ada proses selanjutnya yaitu digoreng dengan sedikit adonan tepung. Sale pisang yang kita pilih untuk dikembangkan adalah Sale Pisang basah karena nutrisinya lebih terjaga dan lebih menyehatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun