Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Praktik 5S di Industri Manufaktur Jepang yang Mendunia

22 September 2021   12:57 Diperbarui: 23 September 2021   19:17 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi budaya kerja 5S di Jepang. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Agar pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien, efektif dan aman maka tempat kerja harus tertata dengan rapi, bersih dan barang yang dibutuhkan mudah diambil. Ini merupakan konsep 5S yang diterapkan di Industri manufaktur di Jepang pada masa awal modernisasi dan terus berkembang hingga saat ini.

Budaya 5S ini merupakan ciri khas industri di Jepang yang membawa mereka menjadi perusahaan kelas Dunia. Mereka mejadikan 5S bukan hanya sebatas teori namun dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh seluruh karyawan sampai dengan manajemen puncak.

Kaizen dan 5S ini juga menjadi dasar dari Toyota Production System atau Toyota Way yang diakui sebagai salah satu Lean Manufacturing System terbaik di dunia.

5S tidak begitu sulit untuk dipelajari dan dipahami namun 5S sangat sulit untuk dilaksanakan dengan benar dan konsisten. Untuk melaksanakan 5S diperlukan kegigihan, tekad yang kuat dan disiplin yang tinggi secara terus menerus di awal-awal dan akan menjadi semakin mudah bila telah menjadi kebiasaan.

Dalam melaksanakan aktifitas 5S dengan benar maka diperlukan penjelasan dan petunjuk untuk merancang kegiatan 5S pada setiap tahapannya. Berikut ini penjelasan mengenai apa yang harus dilakukan dalam setiap aktifitas 5S mulai tahap awal sampai akhir.

Seiri = Pemilahan

Memilah berarti membedakan antara barang yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan dan membuang yang tidak diperlukan. Membuang barang yang tidak diperlukan biasanya merupakan keputusan yang sulit karena kita sayang dengan barang tersebut atau kita berpikir mungkin suatu saat kita akan membutuhkan barang tersebut.

Untuk itu kita perlu melakukan pengelompokan misalnya barang yang sering dipakai, yang jarang dipakai dan hampir tidak pernah dipakai. Barang yang tidak pernah dipakai harus dibuang, kalau dalam skala rumah tangga barang tersebut bisa dijual, diberikan atau disumbangkan kepada orang lain.

Selanjutnya perlu dipikirkan mengapa barang yang diperlukan ada di rumah  kita sehingga kita dapat melakukan tindakan pencegahan agar tidak ada lagi barang seperti itu. Kita akan menjadi lebih selektif di dalam membeli barang.

Seiton = Penataan

Pengetian penataan disini adalah menyimpan barang pada tempat yang tepat dengan urutan yang tepat sehingga memudahkan dalam mencari barang tersebut. Prinsip penataan barang adalah sebagai berikut :

  • barang yang tidak dipergunakan dibuang
  • barang yang mungkin akan kita gunakan disimpan sebagai barang untuk kondisi tidak terduga
  • barang yang kita gunakan hanya sewaktu-waktu disimpan ditempat yang jauh dari jangkauan
  • barang yang kadang-kadang kita gunakan disimpan di tempat kerja
  • barang yang sering kita gunakan disimpan di tempat kerja atau dibawa oleh pekerja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun