Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Money

"Never Take The Easy Way Out, but Confront Difficulties", Mantra Pendiri Perusahaan Kaca Lembaran Terbesar di Dunia

18 September 2021   07:35 Diperbarui: 18 September 2021   07:43 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deming Prize Award yang di terima AGC pada tahun 1955, Sumber foto: agc.com

Pada awal tahun 1900-an, ketika modernisasi Jepang berlangsung dengan cepat dan banyak industri bermunculan, Toshiya Iwasaki, pendiri Asahi Glass Company (AGC), memusatkan perhatiannya untuk mewujudkan produksi kaca lembaran dalam negeri.

Pada saat itu, permintaan kaca untuk jendela rumah tumbuh di Jepang karena bangunan bergaya Barat sedang menjadi trend, tetapi Jepang masih bergantung pada impor kaca lembaran dari luar negeri.

Ketergantungan pada produk impor karena banyak perusahaan yang mencoba memproduksi kaca lembaran di dalam negeri, namun semuanya gagal karena kalah bersaing dengan produk impor.

Meskipun demikian, dengan tujuan menciptakan bisnis yang akan membantu memajukan masyarakat Jepang, Iwasaki memutuskan untuk mengatasi masalah yang menantang. "Saya siap menghadapi kesulitan. Bahkan jika itu memakan waktu seumur hidup, saya akan mewujudkan produksi kaca lembaran dalam negeri."

Dengan deklarasi niat yang kuat ini, pada tahun 1907 ia mendirikan Asahi Glass Company, cikal bakal dari AGC Inc. atau AGC Group saat ini. Dia mulai membangun pabrik skala besar yang menggabungkan teknologi dari Belgia. Pada tahun 1909, pabrik selesai dan mulai memproduksi kaca lembaran skala industri untuk pertama kalinya di Jepang.

Pada saat awal berproduksi, Perusahaan masih mengalami kesulitan karena masih belum mampu menandingi kualitas dan harga produk impor. Meskipun demikian Iwasaki tidak mundur, dia kemudian memperkenalkan teknologi baru dari Amerika Serikat ke pabrik barunya yang selesai dibangun pada tahun 1914. Dengan teknologi baru ini produk yang dihasilkan mampu menandingi kualitas produk impor.

Selanjutnya, pecahnya Perang Dunia I menghentikan impor kaca lembaran dari Eropa, sehingga memberikan kesempatan pada kaca lembaran yang diproduksi di dalam negeri untuk menggantikan kaca impor.

Dengan demikian, komitmen Iwasaki yang tak tergoyahkan selama setengah masa hidupnya akhirnya membuahkan hasil.

Semangat pantang menyerah Iwasaki dalam mendirikan perusahannya akhirnya menjadi motto perusahaan "Never take the easy way out, but confront difficulties" yang berarti "Jangan pernah mengambil jalan keluar yang mudah, tetapi hadapi kesulitan."

Semangat ini menjadi "jiwa" dan pola pikir perusahaan dan telah diturunkan dari generasi ke generasi hingga saat ini. Semangat ini menjadi pedoman dan landasan dari semua aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun