Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mobnas Indonesia: Mitos atau Fakta

8 September 2021   18:29 Diperbarui: 8 September 2021   20:40 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Dalam rantai pasokan selain jumlah yang sudah ditentukan harus dicapai, Toyota juga menerapkan kontrol kualitas yang sangat ketat kepada para pemasoknya. 

Untuk memastikan para suppliernya dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan, baik kuantitas maupun kualitas, Toyota membina para suppliernya melaui program continuous improvement (Kaizen Activity) yang mendorong semua pemasoknya agar melakukan perbaikan berkesinambungan.

Ekosistim industri pendukung seperti inilah yang harus dibangun oleh industri mobil Nasional. Dengan demikian mereka akan lebih fokus ke Riset dan Pengembangan, desain, pemasaran dan membina para pemasoknya agar naik kelas menjadi pemasok kelas dunia.

Membangun ekosistim seperti ini tidak mudah. Sebagai contoh dari 140 pemasok utama pabrik mobil Toyota di Indonesia hanya 25 perusahaan yang murni perusahaan domestik (PMDN) sisanya adalah perusahaan kerjasama dengan asing (PMA) atau dari luar negeri.

Kebijakan untuk membangun industri mobil Nasional dari jaman Orde Baru sampai sekarang boleh dibilang tidak terarah atau mungkin tidak tahu arah. Semua pengambil keputusan tidak menyadari bahwa membangun ekosistim industri harus dimulai dari paling hulu yaitu membangun infrasturktur industri.

Semua negara maju, seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Inggris dan lainnya menyadari bahwa untuk menjadi negara industri yang kuat mereka harus terlebih dulu menyediakan infrastruktur industri. 

Mereka fokus untuk membangun dan memperkuat industri yang yang paling dasar terlebih dahulu,  contohnya industri yang memproduksi alat-alat perkakas, mesin potong, mesin bubut, mesin las dan lainnya.

Tersedianya infrastruktur industri Ini akan memicu tumbuhnya bengkel-bengkel dan industri skala kecil. Selain itu dampak yang paling penting adalah terbentuknya budaya industri atau permesinan. 

Bengkel atau industri skala kecil ini akan menjadi pondasi bagi industri yang lebih besar yang bisa memasok komponen bagi industri yang lebih besar lagi.

Demikian seterusnya sehingga akan akan terbentuk cikal bakal ekosistim industri yang mampu untuk mendukung dan menyokong industri yang lebih besar seperti industri mobil Nasional.

Ekosistim industri yang kuat dan didukung oleh kebijakan pemerintah dalam melindungi industri dalam negeri serta dukungan riset teknologi dari Perguruan Tinggi terbaik merupakan lingkungan yang ideal bagi tumbuhnya Industri Mobil Nasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun