Tentang kaitannya pelabuhan dengan industri sehingga [Phase2]Â pada gambar terlampir disebutkan dengan Industrial Port, dan negara-negara lain itu sudah memulainya sejak tahun 1980.
Apa ciri utama bahwa pelabuhan Indonesia sudah berubah menjadi Industrial Port? Saya sebutkan di sini garis-garis besarnya saja ya, dan silahkan anda entah sebagai jurnalis atau sebagai peneliti atau sebagai pengembang aplikasi dapat bertanya langsung kepada manajemen pelabuhan setempat.
- Penataan Lahan Penumpukan Barang itu sudah berubah dari yang tadinya hanya sekedar menyusun rencana blok bongkar dan rencana blok muat; telah direvitalisasi dengan manajemen baru, yakni: menyusun berdasarkan blok perencanaan delivery dan blok perencanaan receiving. Kalau membaca ini tidak mengerti, maka silahkan bertanya langsung kepada saya.
- Manajemen Pelabuhan tahu siapa Pemilik Barang Yang Dikuasakan sehingga dapat berkoordinasi sejak barang tsb dibongkar dari atas kapal dan dapat memberi arah mengenai tata cara pengambilan barangnya pada blok perencanaan delivery; dan demikian pula halnya dengan tata cara penerimaan barangnya pada blok perencanaan receiving sehingga dapat mempercepat kegiatan pemuatannya ke atas kapal.
- Pada layanan kapal, maka prioritas penyediaan dermaga tambatan kapal berdasarkan rujukan koordinasi dengan Kawasan Industri terkait yang berada di sekitar pelabuhan. Sehingga ketika kapal datang dapat segera melakukan kegiatan bongkar yang memberikan nilai tambah kualitas percepatan pengiriman barang ke Kawasan Industri dan menghemat biaya dan menghemat waktu, tidak mengganggu PPIC(Production Planning and Inventory Control) berbagai manufaktur di Kawasan Industri yang dituju. Dan yang terakhir Dwelling Time rendah.
Saya hanya memberikan ciri-ciri utama untuk mengukur apakah pelabuhan di Indonesia sudah bertransformasi menjadi Industrial Port. Dan tulisan penjelasan pada artikel ini hanya fokus menjelaskan secara umum mengenai keterkaitan pemerintah yang giat menjadikan Indonesian V 4.0 yang berhubungan dengan Smart Industri; dan juga Smart Port; tetapi pada kenyataannya hampir 99% pelabuhan kita belum menjadi Smart Port. Dan akhirnya bisa dibayangkan ada mata rantai kerangka pikir yang putus untuk menjadikan Indonesia V 4.0 gitu ya.