Mohon tunggu...
Rudy Sangian
Rudy Sangian Mohon Tunggu... Konsultan - Praktisi Pelabuhan

Praktisi Logistik Kepelabuhanan selama 20 tahun, telah menjadi konsultan pada 29 pelabuhan di Indonesia untuk tujuan revitalisasi, penyederhanaan proses serta pemanfaat teknologi terkini di Ranah Pelabuhan. Memiliki jaringan tenaga ahli kepelabuhanan baik secara domestik maupun internasional.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kedala Transformasi Pelabuhan Indonesia

15 Maret 2019   10:52 Diperbarui: 15 Maret 2019   11:47 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentang kaitannya pelabuhan dengan industri sehingga [Phase2]  pada gambar terlampir disebutkan dengan Industrial Port, dan negara-negara lain itu sudah memulainya sejak tahun 1980.

Apa ciri utama bahwa pelabuhan Indonesia sudah berubah menjadi Industrial Port? Saya sebutkan di sini garis-garis besarnya saja ya, dan silahkan anda entah sebagai jurnalis atau sebagai peneliti atau sebagai pengembang aplikasi dapat bertanya langsung kepada manajemen pelabuhan setempat.

  1. Penataan Lahan Penumpukan Barang itu sudah berubah dari yang tadinya hanya sekedar menyusun rencana blok bongkar dan rencana blok muat; telah direvitalisasi dengan manajemen baru, yakni: menyusun berdasarkan blok perencanaan delivery dan blok perencanaan receiving. Kalau membaca ini tidak mengerti, maka silahkan bertanya langsung kepada saya.
  2. Manajemen Pelabuhan tahu siapa Pemilik Barang Yang Dikuasakan sehingga dapat berkoordinasi sejak barang tsb dibongkar dari atas kapal dan dapat memberi arah mengenai tata cara pengambilan barangnya pada blok perencanaan delivery; dan demikian pula halnya dengan tata cara penerimaan barangnya pada blok perencanaan receiving sehingga dapat mempercepat kegiatan pemuatannya ke atas kapal.
  3. Pada layanan kapal, maka prioritas penyediaan dermaga tambatan kapal berdasarkan rujukan koordinasi dengan Kawasan Industri terkait yang berada di sekitar pelabuhan. Sehingga ketika kapal datang dapat segera melakukan kegiatan bongkar yang memberikan nilai tambah kualitas percepatan pengiriman barang ke Kawasan Industri dan menghemat biaya dan menghemat waktu, tidak mengganggu PPIC(Production Planning and Inventory Control) berbagai manufaktur di Kawasan Industri yang dituju. Dan yang terakhir Dwelling Time rendah.

Saya hanya memberikan ciri-ciri utama untuk mengukur apakah pelabuhan di Indonesia sudah bertransformasi menjadi Industrial Port. Dan tulisan penjelasan pada artikel ini hanya fokus menjelaskan secara umum mengenai keterkaitan pemerintah yang giat menjadikan Indonesian V 4.0 yang berhubungan dengan Smart Industri; dan juga Smart Port; tetapi pada kenyataannya hampir 99% pelabuhan kita belum menjadi Smart Port. Dan akhirnya bisa dibayangkan ada mata rantai kerangka pikir yang putus untuk menjadikan Indonesia V 4.0 gitu ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun