Mohon tunggu...
Rudy Hidayat
Rudy Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta || 20107030146

Hanya melakukan apa yang disukai selama tidak melanggar aturan dan yang menjadi kewajiban, selebihnya tidak ada.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sejarah Manga Jepang dan Industrinya pada Masa Sekarang

10 Maret 2021   18:25 Diperbarui: 10 Maret 2021   19:39 3648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tensai-indonesia.com

Setelah era Osamu Tezuka akhirnya banyak manga-manga yang bermunculan, bahkan banyak juga yang mulai masuk ke Indonesia. Kebanyakan manga tersebut masuk ke Indonesia melalui Elex Media Komputindo pada tahun 1980-an. Mulai dari manga Candy Candy, bahkan ada beberapa yang kemudian menjadi legend seperti "Dragon Ball" dan "Doraemon".

Ngomong-ngomong soal Doraemon, kalian tau tidak kalau ternyata yang membuat Doraemon yaitu Fujiko Fujio itu ternyata dua orang. Jadi, sebenarnya Fujiko Fujio ini merupakan nama pena dari Hiroshi Fujimoto dan Motoo Abiko. Mereka berdua merupakan murid dari Osamu Tezuka. Mereka bekerja sama menggunakan nama Fujiko Fujio yang kemudian membuat banyak karya, salah satunya yaitu Doraemon. Namun, pada tahun 1997 mereka pecah kongsi, mereka mulai menggunakan namanya masing-masing. Fujimoto memakai nama Fujiko F. Fujio sedangkan Abiko memakai nama Fujiko A. Fujio, yang akhirnya Fujimoto yang memakai nama Fujiko F. Fujio yang melanjutkan Doraemon.

Selain Doraemon, salah satu manga yang ramai di Indonesia pada saat itu yaitu "Detektif Conan" yang hingga sekarang ceritanya masih belum berakhir. Setelah itu mulailah era "One Piece" dan juga "Naruto", kedua manga ini sangat laris di Indonesia dan memiliki penggemar yang begitu banyak.

Sayangnya selama beberapa tahun belakangan ini, angka penjualan manga ini terus menurun. Hal tersebut dikarenakan adanya pembajakan, pada masa sekarang banyak sekali bermunculan situs-situs baca manga gratis yang illegal, yang membuat orang tidak membeli manga tetapi membacanya lewat situs illegal tersebut.

Selain hal tersebut, manga ini sekarang mulai kalah saing dengan manhwa dari Korea. Manhwa dapat menyesuaikan dengan zaman sekarang dimana orang-orangnya mempunyai smartphone. Manhwa hadir dengan format webtoon, dengan menggunakan panel-panel yang dibuat lurus ke bawah sehingga memudahkan pembaca, tidak seperti manga yang masih menggunakan format lama yaitu panel-panelnya digunakan untuk buku. Format webtoon sekarang juga hadir dengan gambar yang berwarna, akhirnya membuat orang awam yang bukan merupakan penggemar garis keras manga mulai beralih ke sana.

Para penerbit manga juga mulai mengeluh, karena selain kalah saing dengan manhwa dari Korea, manga juga mulai dikejar oleh webcomic dari Cina. Mereka takut bila manga Jepang tidak mampu beradaptasi, nantinya manga Jepang ini bakalan habis.

Namun, akhirnya keadaan sedikit mulai membaik sejak situs-situs baca manga illegal banyak yang ditutup. Angka penjualan buku fisik memang masih cenderung turun, tetapi penjualan manga versi digital mulai meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun