Sudah dua minggu belakangan media begitu ramai membicarakan pertemuan petinggi DPR Setya Novanto dan Fadli Zon dengan Donald Trump. Pertemuan itu disebut-sebut difasilitasi Hary Tanoesoedibjo (HT). Tetapi waktu yang akhirnya menjawab, kedua petinggi DPR itu sendiri yang ingin bertemu dengan Donald Trump. Mereka meminta HT untuk mengkomunikasikannya ke Donald Trump. Jadi bukan memfasilitasi, mengurusi segala-galanya, apalagi membiayai seperti yang diberitakan media sebelumnya.
Dan jelas, pertemuan itu nggak ada hubungannya sama kerjasama bisnis antara HT dan Donald Trump. Kerjasama itu murni terjalin berkat kepercayaan Trump terhadap HT, tanpa perantara siapapun termasuk pemerintah.
Tapi anehnya kok beberapa media mengatakan kalau HT berhasil bekerjasama dengan Donald Trump lantaran bantuan dari kedua petinggi DPR??? Bahkan majalahdetik.com menyatakan jika seminggu setelah Setya Novanto bertemu dengan Donald Trump, Trump menandatangi kerjasama bisnis dengan HT di Lido, Bogor.
Tapi fakta tidak terbantahkan. Kerjasama bisnis antara HT dan Donald Trump sudah dilakukan sejak lama. Bukan baru seminggu lalu seperti yang majalah detik bilang, kompas.com bilang, detik.com bilang ataupun media lainnya.
Penandatanganan kerjasama antara HT dan Trump membangun resort dan residen mewah di Bali sudah ditandatangani sejak tanggal 19 Agustus 2015. Dan pembangunannya akan mulai dilakukan tahun 2016 mendatang. Ini adalah fakta yang terkuak melalui:
Sementara itu, pembangunan kawasan Lido sudah dimulai sejak tahun 2014 lalu. Theme park, yang bakal menjadi ikon kawasan Lido sudah mulai dibangun, ditandai dengan dimulainya pembangunan proyek Golf Course Renovation, Lido, Bogor, Rabu (20/8/2014).
Fakta ini terkuak melalui :
http://ekbis.sindonews.com/read/893398/32/mnc-land-komitmen-kembangkan-kawasan-lido-1408533856
Dengan demikian menjadi jelas, tidak ada hubungannya kerjasama HT dengan Donald Trump dengan kedatangan petinggi DPR bertemu Donald Trump. Lah kenyataannya saja penandatangan kesepakatan kerjasama sudah dilakukan sejak bulan Agustus lalu, dan kunjungan petinggi DPR itu baru dilakukan di awal bulan September ini.
