Mohon tunggu...
Rudi Darma
Rudi Darma Mohon Tunggu... Administrasi - pemuda senang berkarya

pemuda yang menjadi dirinya di kampung halaman

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kita Harus Tegas Tolak Ideologi Pengganggu

30 September 2020   03:19 Diperbarui: 30 September 2020   03:39 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
moondoggiesmusic.com

Pada suatu masa salah satu mata pelajaran di sekolah adalah PMP, yang  kepanjangan dari Pendidikan Moral Pancasila. Kemudian mata pelajaran itu diubah menjadi PKN atau lebih kurang Pendidikan Kewarganegaraan. Untuk kurikulum sekarang saya tidak tahu lagi apa namanya.

Dalam PMP atau PKN, juga pelajaran sejarah kita diberi pengetahuan bagaimana Indonesia merdeka dan bagaimana mula-mula nenek moyang kita bisa bersatu menjadi Indonesia.

Dulu, ada dua kerajaan besar  di wilayah ini yaitu Sriwijaya dan Majapahit. Wilayah kerajaan mereka melebihi Indonesia saat ini yaitu mencapai Melayu (Malaysia) dan Indocina (meliputi Vietnam dan Kamboja). 

Jejak-jejak kerajaan ini juga nyata terlihat di wilayah ini denan bangunan candi, beberapa peninggalan lontar dan lain-lain. Di wilayah Nusantara khususnya wilayah pulau-pulau kecil seperti Nusa Tenggara Timur, pengaruh Majapahit juga tampak seperti di pulau Sabu-Raijua yang dekat dengan pulau Rote. 

Di pulau itu ada beberapa peninggalan batu dan beberapa barang yang menunjukkan bahwa orang-orang Majapahit pernah tinggal selama beberapa lama di wilayah itu. Mereka hidup dengan semangat persatuan sebagai sesama penduduk Nusantara yang dipersatukan oleh Majapahit.

Dua kerajaan yang saya sebutkan di atas punya masa jaya yang relative panjang, yaitu sekitar empat sampai lima abad. Angka itu melebihi umur Amerika Serikat yang masuk katagori negara dengan konstitusi "tertua" dibanding yang lain. 

Sehingga dibandingkan Indonesia yang masih berumur 75 tahun, maka pengalaman kita berbangsa belum sepadan dengan mereka. Dua kerajaan itu kemudian meredup sejalan dengan beberapa persoalan internal mereka seperti perang saudara, pemberontakan wilayah dan lain-lain.

Setelah itu bangsa asing datang dan berusaha mengambil keuntungan dari wilayah  ini, antara lain hasil bumi, sumber daya manusia dll. Portugis misalnya datang ke Nusantara antara lain ke Maluku, dan beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur untuk mendapat keuntungan sumber alam semisal pala, cengkeh, lada dll. 

Selanjutnya da Inggris, Belanda, Spanyol, dll yang datang ke wilayah Nusantara lain yaitu Melayu (Malaysia, dan Singapura), dan beberapa wilayah Nusantara lainnya seperti Jawa, Bali dan beberapa daerah lainnya.

Orang-orang asing itu membuat penduduk sangat menderita dan kemudian ada usaha-usaha untuk membebaskan diri dari pengaruh mereka. Para penduduk kemudian  bersama-sama berjuang dan berusaha bersatu untuk mengusir mereka. 

Saat  orang asing pergi  (penjajah itu  keluar dari Nusantara) para senior memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.  Tanpa ada persatuan dan kesatuan yang kokoh, mungkin kita tetap dalam bayang-bayang bangsa asing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun