Mohon tunggu...
Rudi Darma
Rudi Darma Mohon Tunggu... Administrasi - pemuda senang berkarya

pemuda yang menjadi dirinya di kampung halaman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hargai Pengorbanan Para Pahlawan

9 November 2019   13:00 Diperbarui: 9 November 2019   13:03 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangsa kita dibangun atas dasar perbedaan dan kebinekaan. Dari perbedaanlah kita mengikat diri menjadi satu kesatuan. Sejak zaman Majapahit dimana nusantara diikat oleh kerajaan ini, perbedaan sudah dominan pada masa itu. Sehingga kita bisa liat dari aneka prasasti, raja Hayam Wuruk maupun patih Gajah Mada terjejak mengunjungi daerah yang menjadi wilayah mereka itu.

Daerah tundukan patih gajah mada bermacam-macam etis. Kita lihat Bali pernah dikunjungi oleh mereka. Begitu juga NTB dan NTT. Beberapa prasasti juga mengungkap pasukan mereka melintasi Sulawesi dan sebagainya.

Indonesia juga tak lepas dari keberbedaan ini. Sempat kita tahu dalam sejarah disebutkan bahwa wakil-wakil dari Indonesia bagian timur juga dilibatkan dalam konsep negara Indonesia. Pancasila dibuat karena didalamnya tertera konsep-konsep keberagaman, tak hanya beragamnya wilayah tapi juga etnis, bahasa dan keyakinan.

Konsep keberagaman ini seharusnya dipegang erat bagi Indonesia yang sudah merdeka selama nyaris seabad ini. Toh Sriwijaya dan Majapahit punya umur yang sangat panjang sebagai sebuah kerajaan. Karenanya harusnya diteguhkan dan diperkuat agar bisa memberi legacy mulia bagi anak cucu kita.

Tapi yang terjadi adalah beberapa tahun ini kita diganggu dengan politik identitas yang dipakai beberapa pihak sebagai cara untuk mendapat kekuasaan, tapi iroisnya berdampak negative dan destruktif bagi kebangsaan kita yang pluralis ini. Hal yang baru dan menyetak kita sebagai bangsa adalah ketika beberapa pihak sering menampilkan kekerasan dalam mengemukakan sesuatu. Malah seringkali disertai pemaksaan agar pihak lain menerima apa yang mereka yakini.

Situasi ini jelas bukan implementasi cita-cita pahlawan dan konseptor negara Indonesia yang sudah bersusah payah menjembatani pihak-pihak dan kepentingan yang berbeda. Pemahaman bahwa perbedaan kita itu sejatinya adalah kekayaan sekaligus mdal sosial bagi kita.

Karena itu mungkin kita harus kembali merenungkan sejenak apa hakekat kita berbangsa dan bernegara. Dengan jutaan rakyat Indonesia yang tewas ketika bertempur melawan penjajah Belanda atau ketika belasan ribu rakyat Surabaya diborbadir Sekutu supaya menyerah. Suatu pengorbanan luar biasa dari mereka bagi kita generasi penerusnya.

Jangan karena politik identitas bangsa kita terpecah. Terlalu mahal pengorbanan para pahlawan kita disandingkan dengan politik identitas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun