10 Pemuda iGeneration Indonesia yang Sukses di Usia Muda

4. Aurelie hermansyah

20190711-000946-5d26f304097f36269f05cb62.jpg

Aurel mencoba keberuntungannya di dunia bisnis. Dukungan keras dari orang tua, membuat Aurel semakin yakin akan berjaya mengembangkan bisnis yang dijalankan.

Bahkan, seiring berjalannya waktu sang Ayah semakin percaya untuk menurunkan kerajaan bisnisnya dan dikelola Aurel. Walau masih berusia 20 tahun, Aurel sudah memiliki pendapatan yang sangat besar dari bisnis kosmetik yang diberi nama Aurelloly Cosmetics yang dijalaninya.

5. Valerie Thomas

20190711-000931-5d26f319097f3676a4582465.jpg

Gadis cantik berusia 20 tahun ini patut diacungi jempol. Sebab, bisnis yang dijalankan Valeri Thomas ini tidak hanya mengikuti trend dikalangan masyarakat saja tapi terinspirasi dari salah satu anggota tubuhnya sendiri, yaitu bibir. Sering mengalami kesulitan saat ingin memakai lipstick yang cocok dengan bibir tebalnya, akhirnya anak dari Jeremy Thomas ini menciptakan sebuah lipstick yang sesuai dengan karakter bibirnya dan ini dijadikan sebagai bisnis yang sekarang dijalankan.

Lipsticknya  bernama VAL. Valerie Thomas, Walau hanya berfokus pada lipstick saja, penjualannya laku keras di kalangan masyarakat dan artis, sehingga keuntungan yang bisa didapat Valerie pun cukup besar.

6. Almeyda Nayara

20190711-000913-5d26f2f70d823020b35e8634.jpg

Almeyda Nayara banyak dibicarakan di berbagai media di internet, bahkan pernah ditayangkan di televisi. Semua ini berkat usahanya yaitu menjual permainan slime. Omzet yang dihasilkan mencapai Rp 60 juta rupiah per bulan. Sedangkan pendapatan gadis yang masih berusia 12 Tahun ini sekitar Rp 25 juta per bulan.

Naya pertama kali mengenal slime dari kakak kelasnya yang membawa mainan ini ke sekolah. Ia langsung menyukai permainan ini dan ingin memilikinya. Berbeda dengan anak-anak pada umumnya yang akan meminta orang tua mereka untuk membelikan, Naya malah belajar untuk membuat sendiri.

Siswi Sekolah Dasar ini pun memulai eksperimennya dengan tutorial dari YouTube. Awalnya eksperimen ini ditentang oleh Ibunya. Hal ini karena Naya menjadi tidak fokus belajar, selain itu dia sering membuat rumah dan bajunya kotor saat melakukan eksperimen. Namun Naya tetap belajar membuat slime hingga ia bisa membuat slime dengan berbagai variasi.

Saat ada kegiatan bazar di sekolahnya, Naya pun mulai menjual slime hasil buatannya. Tidak disangka, banyak anak-anak yang menyukai permainan slime. Karena banyak diminati di sekolahnya, Nayara pun terus memasarkan slime ke teman-teman di sekolahnya.