Mohon tunggu...
Rudi Nofindra
Rudi Nofindra Mohon Tunggu... Guru - Guru Biasa

" Fokus pada perjalanan, bukan tujuan." - Greg Anderson

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mulailah Belajar Lagi, karena Itulah yang Kita Butuhkan

26 April 2020   02:14 Diperbarui: 26 April 2020   02:42 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Memasuki hari ke 2 puasa,  banyak dirasakan perbedaan jika dibandingkan dengan puasa sebelumnya. Kita dihadapkan dengan wabah covid-19 biasa disebut virus corona,  banyaknya muncul persoalan, pendidikan salah satunya. 

Kampus,sekolah serta lembaga pendidikan lainya dipaksa tutup untuk menghambat penyebaran wabah. Aktivitas belajar mengajar berpindah ke rumah melalui pembelajaran  online (dalam jaringan).

Tidak saja orang tua dan guru, dosen merasa direpotkan setelah berhadapan dengan situasi ini, para pengambil kebijakan juga sangat terlihat canggung dan cenderung kaku, hal ini terlihat dari beberapakali kebijakan yang dibongkar pasang mencari formula yang tepat dalam mengahadapi kondisi ini di samping pembelajaran juga tetap harus berjalan. Mulai dari kerjasama dengan provider, platform tertentu hingga pembelajaran berbasis televisi yang berjalan hingga sekarang. 

Proses pembelajaran yang berjalan saat ini, jika kita bicara jujur tentu sangat terlihat tidak normal. Kesan yang timbul  dalam pelaksanaan proses pembelajaran adalah terpaksa. Siapa yang terpaksa (?)  tidak saja guru,dosen, siswa, mahasiswa bahkan orang tua.  Tanpa menyalahkan satu sama lain pada tulisan ini penulis ingin mengingatkan diri pribadi bahwasanya kita belum menjadikan belajar sebagai sebuah kebutuhan. 

"Learning is not something we have to do, but something we need to do" sebuah  ungkapan yang relevan menurut saya dari kondisi yang terjadi jika kita kaitkan dengan proses yang terjadi dunia pendidikan kita saat ini.

Tidak saja guru, dosen, mahasiswa, siswa, orang tua bahkan pengambil kebijakan merasakan beban dan intimidasi, hal ini disebabkan oleh sebuah keharusan adalah hal yang tidak mau kita lakukan, sedangkan kebutuhan adalah hal yang pasti ingin kita lakukan.

Begitu juga dengan belajar. Belajar adalah hal yang kita butuhkan untuk bertahan hidup di dunia yang bergerak dengan sangat cepat ini. Kalau kita analogikan kepada  Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas, yang dirasakan murid tentang belajar adalah hal yang bukan mereka butuhkan, tapi lebih kepada kewajiban yang harus mereka lakukan. Mindset yang salah akhirnya terbangun di dalam pikiran anak-anak tentang belajar.

Ketika bangsa ini dihadapkan dengan kewajiban menyelesaikan satu persoalan hendaknya jangan sampai  menimbulkan masalah baru, pendidikan sebagai gerbang awal dalam membangun sikap dan mental termasuk didalamnya mencari jalan keluar (problem solving)pada suatu permasalahan yang sedang dihadapi

 Hanya karena tuntutan profesi dan jabatan seperti guru, dosen serta pejabat tertentu yang menjadi alasan mereka mungkin akan terus belajar. Tapi mereka yang terus belajar banyak hal karena inisiatif pribadi, belajar menjadi seperti panggilan khusus untuk mereka yang terkhususkan. Lantas, apa tujuannya membangun kemampuan dan menambah pengetahuan ? 

Proses belajar sangat dinamis dari perspektif  manusia yang mau belajar tidak ada kata berhenti belajar. Manusia dalam kenyataan hidupnya menunjukkan bahwa ia membutuhkan suatu proses belajar yang memungkinkan dirinya untuk menyatakan eksistensinya secara utuh dan seimbang.

Manusia tidak dirancang untuk dapat hidup secara langsung tanpa proses belajar terlebih dahulu untuk memahami jati dirinya dan menjadi dirinya. Dalam proses belajar itu seseorang saling tergantung dengan orang lain. Proses belajar dimulai dengan orang terdekatnya. yang selanjutnya proses belajar itulah yang menjadi basis pendidikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun