Mohon tunggu...
Rudi Ahmad Suryadi
Rudi Ahmad Suryadi Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar Keislaman

Mengeja rangkaian kata dalam samudera khazanah keislaman

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mengetuk Pintu Rahman dan Rahim-Nya

11 Mei 2020   17:10 Diperbarui: 11 Mei 2020   17:04 2038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: th.th.facebook.com

QS al-Fatihah, sebagai surat pertama yang tertulis pada mushaf al-Quran, selain memiliki nama al-Fatihah (pembuka semua surah dalam al-Qur'an), ia disebut pula dengan  beberapa nama.  

Ulama tafsir dengan penelitian terhadap sejarah dan periwayatan hadits mengenai surah ini setidaknya menyebutkan beberapa nama seperti umm al-Qur'an (induknya al-Qur'an), al-sab' al-matsani (tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang), al-syifa (obat), juga nama lainnya.

Penamaan umm al-Qur'an, sebab pada al-Fatihah terkandung intisari semua kandungan al-Quran, baik aspek aqidah, akhlak, penjelasan hari akhir, juga sejarah umat terdahulu sebelum Nabi Muhammad Saw terlahir ke dunia.  

Setiap shalat fardhu, al-Fatihah menjadi rukun shalat. Setidaknya, mininum tujuh belas kali dalam bilangan rakaat shalat fardu, al-Fatihah yang berjumlah 7 ayat dibaca berulang-ulang (al-sab' al-matsani).

Nabi Muhammad Saw, dalam sebuah riwayat, pernah diminta untuk mengobati seseorang yang sakit. Nabi Saw, mengambil sebuah bejana berisi air, membaca al-Fatihah, dan meniupkannya pada bejana tersebut. Dengan izin Allah, ketika orang tersebut meminum air yang dibubuhi doa al-Fatihah oleh Nabi Saw, menjadi sembuh. 

Al-Fatihah menjadi obat bagi orang yang sakit.  Versi riwayat ini memberikan sebuah penjelasan bahwa al-Fatihah menjadi al-syifa (obat bagi orang yang sakit). Walaupun, dalam bahasa Arab, obat penyakit fisik disebut al-dawa sementara obat penyakit psikis disebut al-syifa.

Pada ayat sebelumnya, al-Quran melalui teksnya memberikan sebuah pernyataan bahwa Allah yang telah menciptakan sekaligus memelihara dan mengatur ciptaan-Nya. 

Allah menciptakan sesuatu kemudian tetap langsung memeliharanya (rabb al-'alamin). Kenyataan pemeliharaan Allah terhadap semua ciptaan-Nya yang berjalan menurut aturan-Nya menyuguhkan sebuah kesadaran terpenting bagi manusia sebagai subjek pemerhati al-Qur'an, bahwa Allah yang patut disembah dan dipuji (al-hamd lillah). 

Artikel lam yang dalam bahasa Arab memiliki makna li al-milk (possesif) semakin menegaskan pada kita bahwa seluruh pujian, baik pujian makhluk kepada makhluk, juga makhluk kepada-Nya, hakikatnya adalah milik dan menuju Allah (li milkihi wa al-taujihi ilaih). Ayat kedua al-Fatihah ini, jika dipahami secara mendalam, menyimpan mutiara berharga bagi kehidupan manusia. 

Al-Quran mendorong untuk menyadarkan manusia akan hakikat pujian hanya milik dan menuju Allah. Selain itu, ia mendorong bahwa untuk kedamaian, keharmonisan, dan kerukunan hidup, manusia hendaknya selalu memberikan penghargaan pada sesama makhluk dan menebar pujian pada mereka. Sebab, manusia diciptakan dalam sebuah keharmonisan kosmos yang telah dibuat-Nya.

Untuk menguatkan sebuah maksud pesan dan perhatian pembaca, al-Quran menyuguhkan kepada pembaca teks yang berulang (tikrar al-lafzh). Pengulangan teks ini bisa dijumpai pada QS al-Rahman dengan redaksi fa biayyi alai rabbikuma tukadzdzibani yang diulang lebih dari sepuluh kali. Pengulangan teks seperti ini bisa dijumpai pula pada QS al-Fatihah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun