Mohon tunggu...
ERNA SEPTIANA
ERNA SEPTIANA Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan aktivis muda

Mahasiswa di Universitas Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Kenapa Selalu Dia, Bukan Saya?" Buat Kamu yang Bingung Menyikapi Insecure

17 Juni 2021   15:16 Diperbarui: 17 Juni 2021   15:38 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang murung. Sumber gambar: www.pixabay.com

Sebelum mencintai orang lain sudah sepatutnya kita mencintai diri sendiri. Tidak merusak, merendahkan, menjatuhkan dan menghina diri sendiri. Beranjak dewasa kita mengenal istilah "Insecure." Apa itu insecure? Insecure ialah sebuah perasaan tidak nyaman, tiba-tiba gelisah, khawatir, berkecil hati, rendah diri yang disebabkan oleh berlebihan dalam berpikir (overthinking), membandingkan diri dengan orang lain, iri dengan apa-apa yang berada di wilayah orang lain, terlalu menatap keberhasilan masa lalu. Fokus kita beralih kepada nikmat yang diberikan Allah kepada orang lain, bukan nikmat Allah kepada kita. Apabila kita tidak menyikapinya dengan bijak, insecure akan menghentikan langkah kita karena melalui insecure kita telah merendahkan diri kita.

Saya jadi ingat kata-kata seorang filsuf yunani,

"Kamu tidak bisa dihina orang lain, kecuali kamu sendiri yang pertama-tama menghina dirimu sendiri." --Epictetus

Lantas, bagaimana menyikapi insecure yang hadir mengacaukan? Sedikit saya paparkan tip bijak menyikapi insecure sesuai pengalaman saya.

1. Paksakan Diri Melakukan Apa Pun Kegiatan (Entah Tugas, Membantu Orang Tua atau Menekuni Hobi) Yang Ada Dengan Maksimal Sebagai Upaya Improve

Ilustrasi improve. Sumber gambar: www.pixabay.com
Ilustrasi improve. Sumber gambar: www.pixabay.com
Waktu itu saya insecure, sebab keberhasilan saudara. Muncul bermacam pertanyaan dalam hati yang menandakan hadirnya insecure, "Kenapa dia, bukan saya?" "Kenapa usaha saya selama ini harus berakhir demikian?" "Kenapa saya seperti ini?" "Kenapa saya statis?" "Kenapa saya tidak cakap?" "Kenapa hidup saya gini-gini aja?" "Kenapa dia bisa berubah?" "Kenapa saya sering tidak dianggap" "Kenapa orang tua saya lebih mengunggulkan dia?" "Kenapa ... kenapa ... kenapa?"

Masih pagi hari kepala saya pusing karena dihantam pertanyaan-pertanyaan itu. Saya pun tidak mau berlarut-larut dengan insecure, saya berusaha menenangkan diri, mencoba menjawab satu persatu pertanyaan-pertanyaan yang meresahkan. Saya pun sedikit tenang dan bisa menerima keberhasilan saudara. Kemudian saya membuat to do list tugas mulai dari tugas waktu dekat segera dikumpulkan hingga yang tidak segera dikumpulkan. Nyaris tugas-tugas terselesaikan sebelum waktu berakhir pengumpulan dan saya mengerjakan tugas lebih cepat, lebih fokus dan menumbuhkan rasa tanggung jawab. Insyaallah dengan demikian, kualitas diri kita menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Kita pun bisa menyikapi insecure dengan bijak.

2. Menanamkan Dalam Diri Bahwa Segala Sesuatu Yang Berakibat Pasti Memiliki Sebab 

Ilustrasi waktu (sebab akibat). Sumber gambar: www.pixabay.com
Ilustrasi waktu (sebab akibat). Sumber gambar: www.pixabay.com
Apa pun yang kita usahakan, pasti ada balasannya. Apabila memang balasan dari usaha kita tidak sesuai dengan harapan, mungkin balasan usaha itu ialah bentuk Allah mengabulkan doa-doa kita. Allah pasti memiliki alasan perihal apa yang kita usahakan tidak sesuai dengan harapan, mungkin Allah ingin kita lebih berusaha lagi agar jadi hamba yang tidak mudah menyerah atau justru hasil tersebut ialah bentuk doa kita kepada-Nya. Setiap akibat pasti ada sebab, maka setiap apa yang kita insecure 'kan dari orang lain yang nampak tentunya pasti ada sebab. Tidak mungkin orang kaya langsung kaya dengan mendapati uang banyak di dompetnya, tidak mungkin seorang murid SMA kelas satu yang baru belajar satu bab pelajaran dengan satu buku mampu menjawab soal Kompetisi Sains Nasional dan mendapat juara satu pula, tidak mungkin anak yang awalnya penakut menjadi pemberani tanpa adanya sebab yang menjadikannya pemberani. Setiap akibat yang nampak pasti ada sebab. Sebab itu ialah proses. Proses ini ialah belajar.

Insecure itu wajar, kita tidak bisa melenyapkan insecure. Kita perlu terus berlatih dalam menyikapi insecure. Insecure yang tidak disikapi dengan bijak justru merugikan diri sendiri bahkan orang lain, apabila insecure dapat berwujud laku yang menyelakakan oran lain. Karena manusia memang suka memandang dan dipandang. Terkadang kita butuh memandang orang lain untuk improve, tetapi apabila disalahgunakan akan muncul insecure.

Semoga kita bisa menyikapi insecure dengan bijak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun