Mohon tunggu...
Riski Rosalie
Riski Rosalie Mohon Tunggu... Freelancer - Listen, Keep, Write it Down

Sastra

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Itu Aku tapi Bukan yang Sesungguhnya

6 Mei 2021   21:49 Diperbarui: 6 Mei 2021   22:24 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.unsplash.com (Antoine Beauvillain)

Di antara kita, mungkin hampir semua dari kita menampilkan tentang sesuatu yang bukan diri kita di media sosial. Misalnya saja ada yang sering posting insta story sedang mengerjakan tugas perkuliahan, padahal aslinya sering numpang nama saja di dalam kelompok. Uppss...

Media sosial menjadi sarana bagi kita untuk memperlihatkan rupa ideal diri kita, apa yang kita harapkan. Kita memanipulasi informasi tentang diri kita di media sosial. Tentu dengan maksud tertentu. Ada yang bermaksud agar dipandang sebagai akademisi yang ambisius, ada yang ingin dipandang sebagai seorang pekerja keras, atau ingin dipandang sebagai orang dari ekonomi kelas atas. 

Maka sering kali orang-orang terbelalak tidak menyangka ketika melihat diri kita berbeda. Di media sosial kesan yang ditampilkan sebagai seseorang yang ceriwis, ternyata di dunia nyata adalah seseorang yang sangat pendiam dan pemalu. Atau pernah pula saya menemukan teman di kampus dulu yang di luar bayangan saya. 

Dari sejumlah postingannya di instagramnya, orang-orang akan berpikir dirinya sebagai gadis yang santun dan lembut. Ternyata sekalinya bertemu secara langsung dalam projek di kampus, dia ternyata adalah seorang gadis yang agak bar-bar bicaranya serta memiliki kepribadian yang kompetitif, tegas, dan memiliki sisi leadership yang kuat. 

Media sosial memang tidak bisa dijadikan dasar utama menilai kepribadian seseorang. Saya lihat pada orang lain, serta apa yang terjadi pada diri saya sendiri. Media sosial cukup sekedar menjadi tahap introduksi saja dalam mengenal orang lain. Tak usah banyak berekspektasi ia akan sama dengan dia yang ada di media sosial dengan dia yang ada di real life. 

Secara garis besar, kita ingin menampilkan sisi terbaik kita di media sosial kita.  Tak ingin dipandang lemah, tak ingin dipandang miskin, tak ingin dipandang buruk. Tak ada yang mau membangun gambaran diri yang jelek. Bila pun ada, entah apa maksudnya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun