Mohon tunggu...
Riski Rosalie
Riski Rosalie Mohon Tunggu... Freelancer - Listen, Keep, Write it Down

Sastra

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Waktu dan Bentuk Achievement Kita Berbeda!

27 April 2021   12:14 Diperbarui: 27 April 2021   12:26 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.unsplash.com (Markus Winkler)

Ada orang yang telah menikah di usia muda, dan ada yang menikah di usia tua, bahkan ada yang tidak menikah. Mereka bahagia! Ada yang di awal pernikahan sudah dikarunia kehamilan, dan ada pula yang harus menunggu waktu yang lama untuk memiliki momongan, bahkan ada yang tidak bisa sama sekali. Ada yang sudah sukses menjalankan bisnis dan berkarir di usia remaja, ada pula yang baru bisa merasakan buah manis perjuangannya di usia senja.

Mengapa kita harus menyamakan standar dan waktu kita dengan orang lain? Mengapa kita harus memenuhi ekspektasi standar orang lain terhadap diri kita? 

Setiap kesuksesan dan hasil penitian jalan orang berbeda-beda. Ada yang dalam waktu singkat sudah merasakan dan mencapai kejayaannya. Dan pada orang-orang seperti inilah kita sering berpatokan. Ujung-ujungnya banyak yang merasa rendah diri karena merasa dikalahkan oleh mereka yang dalam pandangan kita sukses di usia muda. Namun kita lupa bahwa kehidupan itu fluktuaktif! 

Adalah hal yang positif bila menjadikan para tokoh peraih kesuksesan di usia muda tersebut sebagai inspirasi untuk memacu semangat, bukan lantas menjadikannya sebagai tolak ukur standar yang berujung faktor x yang membuat diri merasa rendah. Dan sering pula banyak orang yang memasang target kesuksesan seperti mereka yang terlihat berada di atas awan. Hal ini tidak salah, namun bukan suatu kewajiban untuk memiliki level yang sama dengan mereka. Ketidakpuasan dapat menjadi pemacu untuk terus meningkatkan level diri kita, namun juga dapat menjadi roda besi yang akan melindas leher kita. 

Kita sering terjebak untuk "ingin seperti mereka", bukan "aku ingin sukses dalam cara dan jalanku sendiri". Mungkin saya akan sukses dengan cara dan posisi yang sama seperti dia. "MUNGKIN", bukan "PASTI". Bisa saja ternyata saya sukses dengan cara yang berbeda, pada bidang yang saya nikmati. Ternyata saya tidak perlu sukses seperti mereka. 

Untuk apa saya harus sukses seperti mereka? Untuk apa dan siapa? 

Mungkin saja bagi saya untuk sukses seperti mereka, atau bahkan melampaui mereka pada bidang tersebut. Tapi, apakah saya mencintai bidang tersebut? Bila saya tidak mencintai ataupun dapat menikmati bidang tersebut, maka lebih baik saya angkat kaki menuju apa yang dapat saya nikmati. Mengapa harus diperbudak diri sendiri menggunakan standar orang lain sebagai target? 

Saya merasa merdeka setelah saya akhirnya bisa keluar dari magnet standar orang lain. Saya akhirnya bisa membuat target kesuksesan saya sendiri pada hal-hal yang saya cintai, dan pekerjaan yang dapat saya nikmati alurnya. Tak perlu lagi saya mematok minimal penghasilan saya sesuai dengan mereka. Saya merasa cukup dengan apa yang saya dapatkan, dan saya menikmati apa yang saya lakukan ini. 

Berhenti merasa rendah diri! Jalan sukses tiap orang berbeda. Kapasitas tiap orang berbeda, dan bidangnya berbeda. Kita bukan makhluk keluaran atau produksi pabrik yang massal dan sama, dengan spesifikasi yang sama. Kita unik dan berbeda satu dengan yang lain! 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun