Mohon tunggu...
Riski Rosalie
Riski Rosalie Mohon Tunggu... Freelancer - Listen, Keep, Write it Down

Sastra

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Operator Warnet, Kerja Sampingan Sewaktu Kuliah

2 April 2021   16:55 Diperbarui: 4 April 2021   22:00 1453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.unsplash.com (Waqas Saeed)

Ketika menginjak pendidikan lanjut di perguruan tinggi alias kuliah, saya menemukan beberapa tipikal kesibukan mahasiswa. Ada mahasiswa yang kuliah sambil pergi bermain. Ada mahasiswa yang kuliah sambil sibuk dengan dunia organisasi baik di internal maupun eksternal kampus. Ada mahasiswa yang hanya fokus kuliah saja, tipikal akademik tingkat akut. Serta ada mahasiswa yang kuliah sambil menjalankan pekerjaan lain, entah itu pekerjaan utama ataupun sampingan. 

Saya menyadari bahwa saya sangat suka jajan, tapi budget bulanan tentu tidak mampu untuk meng-cover kebiasaan saya yang suka jajan itu. Saya sadar hal itu, maka sewaktu kuliah saya mencari lowongan untuk kerja sampingan. Sampai pada akhirnya saya ditawari oleh teman kampus untuk mendaftar lowongan kerja sampingan sebagai operator di salah satu warnet di dekat kampus. Saya pun akhirnya bulat tekad mendaftar menjadi operator di warnet tersebut, dan saya pun diterima. 

Proses adaptasi dengan work flow di tempat tersebut dapat saya ikuti dengan baik, karena memang saya cepat untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, termasuklah di lingkungan kerja. 

Keputusan untuk melakoni pekerjaan sampingan sembari kuliah tentu saya putuskan dengan pertimbangan terlebih dulu. Saya sadar bahwa melakoni kerja sampingan tentu memiliki konsekuensi adanya persinggungan dengan aktivitas perkuliahan saya. Namun, kala itu saya sudah menyelesaikan mata kuliah teori, dan tinggal pengerjaan skripsi saja. Karena kesibukan perkuliahan yang sudah lenggang tersebut, saya berani untuk melakoni kerja sampingan. 

Beberapa kali saya mengalami yang namanya crash dalam manajemen waktu. Ya, konsekuensi dalam melakoni kerja sampingan yang paling nyata adalah effort ekstra dalam manajemen waktu. 

Kegiatan di dunia perkuliahan yang kadang mendadak ada beberapa kali bentrok dengan jadwal shift kerja sampingan saya di warnet. Meski tidak berimbas fatal, tapi beberapa kali itu juga saya harus bergerak cepat untuk berpindah dari kampus ke warnet. Profesionalitas kerja harus saya tunjukan sebagai seorang akademisi. 

Terkadang saya juga mendapat tawaran job dari kampus di beberapa event, seperti peliputan acara kampus, pengarsipan, penyuntingan, dan lain-lain. Semua itu bisa saya ambil dengan menimbang waktu terhadap aktivitas lain, serta dengan memastikan saya memiliki waktu beristirahat yang cukup dan ideal. Sehingga, demi mendapatkan uang tambahan saya tidak sampai mengorbankan kesehatan saya pula. 

Saya juga cukup beruntung, karena kerja sampingan saya di warnet juga cukup fleksibel, ketika saya berhalangan untuk kerja di shift yang telah saya input, saya bisa bertukar shift dengan operator lainnya yang sedang lenggang pada shift tersebut.

 Selain itu, sesama operator di warnet tersebut juga memiliki hubungan yang cair, sehingga selama menjalankan waktu kerja tidak kaku dan terasa santai saja. Dari sini poin yang terlihat adalah saya tidak mendapati ketidak-nyamanan dalam melakoni pekerjaan sampingan saya. 

Hanya beberapa bulan saja saya melakoni kerja sampingan di warnet tersebut. Saya memutuskan untuk resign karena sudah memasuki tahap yang harus lebih serius dan intensif mengerjakan penelitian skripsi saya. Mempertimbangkan waktu yang tidak mumpuni bila harus melakukan kerja sampingan, saya bulat memutuskan resign. 

Tips dari saya bagi teman-teman mahasiswa yang hendak melakoni kerja sampingan semasa kuliah, sebaiknya pertimbangkan manajemen waktu yang baik. 

Kenali bagaimana kepadatan aktivitas perkuliahan masing-masing, serta lihat bagaimana pola waktu kerja serta jarak di tempat kita akan kerja sampingan. 

Cermati juga bagaimana kontrak kerja di tempat tersebut, apakah kita bisa resign dengan fleksibel, atau terdapat poin-poin kontrak yang dapat menyulitkan kita untuk resign. 

Hal ini penting, karena dari beberapa cerita yang pernah saya dengar dari teman-teman saya yang melakoni kerja sampingan, mereka sulit untuk resign dari tempat kerja  mereka. Mereka bahkan butuh waktu beberapa bulan sejak pengajuan resign, barulah mereka bisa keluar dari pekerjaan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun