Mohon tunggu...
Riski Rosalie
Riski Rosalie Mohon Tunggu... Freelancer - Listen, Keep, Write it Down

Sastra

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tarik Ulur Keinginan untuk Resign

10 Maret 2021   16:18 Diperbarui: 10 Maret 2021   16:34 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.unsplash.com (ahmad gunnaivi)

Resign, hal yang mungkin saja pernah terpikirkan oleh kita yang sudah bekerja. Ada banyak alasan mengapa sampai terpikirkan untuk melakukan resign atau pengunduran diri dari pekerjaan yang sedang dilakoni. 

Membuat keputusan untuk resign bukanlah suatu keputusan yang sepele atau remeh. Ada banyak pertimbangan sampai akhirnya akankah memutuskan untuk eksekusi resign atau urung dari niatan tersebut. Atmosfer lingkungan kerja adalah yang paling dominan menjadi alasa terpikirkannya niatan untuk resgin. 

Atasan yang terlalu memberi tekanan, rekan kerja yang tidak kompeten, sistem dalam perusahaan yang buruk adalh beberapa contoh alasan. Selain itu, realistis terhadap apa yang dihasilkan juga sangat berpengaruh. Gaji tak seberapa yang tak sebanding dengan beban pekerjaan yang dilakukan menjadi alasan logis untuk mengundang pikiran resign dari pekerjaan. Ada pula yang resign karena tidak melihat adanya jenjang karir yang berarti bagi tiap personal. 

Ada yang pada akhirnya mantap untuk resgin, ada pula yang urung untuk resign. Terlebih pada masa pandemi ini, di mana untuk mendapatkan pekerjaan saja sudah sulit. Belum lagi adanya banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi secara massal sejak awal pandemi. Dalam keadaan normal sebelumnya saja mendapatkan pekerjaan bukanlah perkara gampang. Apalagi untuk saat ini, resign dari pekerjaan menjadi pikiran yang lebih mungkin untuk diurungkan. Keadaan yang tidak nyaman dan seimbang dalam pekerjaan secara terpaksa lebih diabaikan. 

Bila sudah terpikirkan niatan untuk resign dan kemungkinan bulat untuk eksekusi pada surat pengunduran diri, sebaiknya sudah menyiapkan pula pekerjaan di tempat atau bidang lain, agar tidak ada kekosongan alias jadi pengangguran. Kita juga harus siap mental apabila setelah resmi keluar dari pekerjaan, kita masih belum mendapatkan pekerjaan. 

Atau dalam kasus lain yang mungkin terjadi adalah bila posisi pekerjaan yang dilamar berikutnya ternyata kita tidak lolos, maka kita benar-benar dalam posis menganggur. Ketika menganggur maka kita juga tidak ada penghasilan, maka sebelum resign, kita juga perlu untuk menyiapkan dana darurat, atau sebut saja dana darurat masa kosong. 

Perlu diperhatikan, sudah berapa lama kita bekerja dalam posisi yang sedang kita lakoni tersebut. Hal ini karena ada sebagian besar HR perusahaan yang menjadikan ini sebagai pertimbangan untuk menyeleksi pegawai baru masuk ke dalam perusahaan. Umumnya minimal sudah bekerja selama dua tahun di perusahaan sebelumnya. Hal ini karena mempertimbangkan apakah si pelamar kompeten dalam pekerjaannya. Kurang dari itu pelamar akan dicurigai bermasalah dalam pekerjaannya,sampai memutuskan keluar dari pekerjaan sebelumnya. 

Bagi yang hendak dan mantap untuk resign, pastikan pula bahwa catatan atau track record kita selama bekerja di situ baik. Paling tidak tidak bermasalah dalam kewajiban kerja selama beberapa waktu sebelum akhirnya resign. Hal ini dikarenakan akan ada catatan yang diminta oleh perusahaan yang akan kita aplikasikan lamaran pekerjaan dari perusahaan tempat kita bekerja sebelumnya. 

Apakah akan memutuskan untuk resgin atau tidak, kita sendiri yang memutuskan, karena resign berbeda dengan PHK. Terlebih pada masa sulit ini, keputusan untuk resign harus dipikirkan secara matang. Harus siap pula dengan konsekuensi dari pilihan yang akan dipilih. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun