Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Uji Nyali Cina–Amerika di Laut Cina Selatan

28 Oktober 2015   06:59 Diperbarui: 28 Oktober 2015   08:38 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kapal perang Amerika  USS Lassen memasuki wilayah 12 nautical miles yang diklaim sebagai wilayah perairan Cina. Photo: Reuters: US Navy

Tidak pelak lagi masuknnya dengan sengaja USS Lassen kapal perang Amerika ke wilayah 12 nautical miles yang diklaim masuk wilayah Cina menimbulkan ketegangan baru  di kawasan tersebut antara kedua negara super power tersebut.

Langkah Amerika ini memang dapat diprediksi mengingat pamor Amerika sebagai satu-satunya polisi dunia mulai meredup. Runtuhnya uni soviet sempat membuat Amerika merajalela mengatur keamanan dunia. Lihat saja bagaimana Amerika dengan sekutunya memporak porandakan negara-negara di Timur Tengah.

Namun tampaknya kini pamor itu mulai meredup dengan bangkitnya kembali Rusia dalam percaturan keamanan politik internasional. Serangan udara Rusia ke Syria seolah ingin menunjukkan bahwa era dominasi Amerika di percaturan keamanan dunia sudah bergeser.

Kunjungan pimpinan Cina ke Inggris beberapa lalu yang mendapat sambutan sangat istimewa dari kerajaan Inggris menyadarkan Amerika bahwa Cina kini menjadi negara super power tidak hanya kuat dalam hal ekonomi namun juga dalam hal militer.

Mengapa Amerika masuk ke Laut Cina Selatan

Ketegangan di laut Cina selatan ini bermula ketika Cina mengumumkan batas baru kesatuan negaranya di laut Cina selatan yang menurut dunia menyalahi peraturan internasional. Klaim sepihak Cina tersebut menimbulkan reaksi dari negara-negara di kawasan tersebut yang juga mengkalim wilayah tersebut berdasarkan perjanjian internasional terutama wilayah yang masuk kepulauan Spratli yang lokasinya sejajar dengan pantai utara Phillipina. Negara-negara yang mengalami dampak dari klaim Cina ini adalah Jepang, Phillipina, Vietnam, Indonesia, Malaysia dan Brunei. Sebagian dari negara ini tentunya adalah sekutu dekat Amerika, sebut saja Jepang dan Phillipina.

Pulau karang Subi, sebelum (atas) 22 Juli 2012  dan sesudah (bawah) 5 Juni 2015 ada kegiatan pembangunan oleh Cina. Photo: ABC

Testing the water, itulah istilah yang tepat dengan langkah Amerika memasuki perairan yang disengketakan ini. Klaim Amerika bahwa kapal perang berhak memasuki wilayah perairan internasional hanya basa-basi diplomatik saja. Tujuan utama Amerika adalah melihat reaksi Cina terhadap kejadian ini. Sudah menjadi rahasia umum bahwa, disamping ingin melindungi sekutu Amerika di kawasan ini, kawasan ini secara ekonomis memang sangat strategis, karena 30% perdagangan dunia menggunakan jalur ini.

Hasil citra satelit menunjukkan bahwa Cina giat membangun pulau karang di kawasan kepulauan yang tidak berpenghuni yang menurut Amerika akan dijadikan pangkalan militer.

Pulau karang Fiery Cross di wilayah yang disengketakan sebelum (atas) tanggal  22 Januari 2006 dan sesudah (atas) 28 Juni 2015 dibangun cina. Photo: ABC.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun