Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pekerja Terampil Indonesia Mulai Masuk ke Australia Tahun 1860an

28 November 2016   06:16 Diperbarui: 28 November 2016   11:58 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyelaman untuk mencari mutiara tahun 1948 di utara Australia. Sumber: blogs.slq.qld.gov.au

Ada peristiwa yang sangat menarik ketika Julia Martinez and Adrian Vickers pakar tentang sejarah Indonesia pengarang dari buku The Pearl Frontier: Indonesian Labor and Indigenous Encounters in Australia Northern Trading Network menjadi pembicara di The Broome Historical Museum pada tahun 2010.

Saat itu seorang tetua terpandang Aborigin bernama Susan Edgar (Majardee) menanyakan kepada Julia apakah masih menyimpan photo Abdoel Gafoer yang menjadi salah satu frontier dan tokoh sentral dalam sejarah pekerja Indonesia di Australia. Atas permintaan tersebut Julia menunjukkan photo seorang pemuda asal Alor. Sontak saja tetua aborigin ini mengatakan “:That’s my Bapa”. Susan memang mengetahui betul bahwa dia adalah hasil perkawinan campuran antara seorang ibu aborigin dan bapak asal Alor.

Abdoel Gafoer pemuda Alor pekerja terampil penyelam mutiara yang menjadi frontier di Australia. Sumber: sydney.edu.au
Abdoel Gafoer pemuda Alor pekerja terampil penyelam mutiara yang menjadi frontier di Australia. Sumber: sydney.edu.au
Momen itu memang sangat istimewa dan mengharukan karena untuk pertama kalinya Susan melihat photo bapaknya yang bernama Abdoel Gafoer.

Susan Edgar tetua Aborigin yang sangat terpandang sedang melihat photo ayahnya Abdoel Gafoer. Photo: Adrian Vickers
Susan Edgar tetua Aborigin yang sangat terpandang sedang melihat photo ayahnya Abdoel Gafoer. Photo: Adrian Vickers
Era pekerja  terampil asal Indonesia mulai masuk ke Australia di era tahun 1860 an ketika industri mutiara berkembang di pantai utara Australia yang dikembangkan oleh pihak kerajaan Inggris. Sedangkan saat itu Indonesia masih dibawah koloni Netherlands East Indies. Era bisnis mutiara inilah yang dikenal sebagai era masuknya pekerja terampil penyelam mutiara dari berbagai wilayah di dunia ke Australia, seperti dari Jepang, Indonesia, pasifik dan wilayah Asia lainnya.

Penyelaman mutiara dengan kondisi seperti ini memerlukan keahlian khusus. Sumber: abourhistorymelbourne.files.wordpress.com
Penyelaman mutiara dengan kondisi seperti ini memerlukan keahlian khusus. Sumber: abourhistorymelbourne.files.wordpress.com
Abdoel Gafoer merupakan yang merupakan salah satu dari banyak pekerja terampil dari Alor datang ke Australia melalui jalur Kupang dan jalur umum yang saat itu ramai dilintasi. Abdoel Gafoer pemuda Alor ini memang sudah terbiasa bekerja sebagai penyelam mutiara  dari satu pulau ke pulau lainnya.

Saat itu bagian timur Indonesia memang merupakan jalur sibuk lalu lintas orang Eropa sejak Portugis mencari dan menemukan rempah-rempah di sana. Sampai dengan abad ke 19 pulau pulau di Indonesia Timur masih dalam kekuasaan dan koloni Portugis dan Belanda.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa pihak pengusaha mutiara di Australia saat itu dalam merekrut tenaga kerja penyelam sama sekali tidak mempertimbangkan hukum yang berlaku di tempat asal pekerja, yaitu pemerintah Belanda, karena pertimbangan utamanya adalah keuntungan dari industri mutiara ini.

Era pencarian mutiara berkembang di wilayah utara Australia di era tahun 1860 – 1870 an. Saat itu mutiara merupakan bisnis yang sangat menguntungkan. Pada tahun 1870 pemerintah kerajaan Inggris tercatat mengimpor kerang mutiara sebanyak 1.500 ton yang berasal dari Sri Langka, Sulu dan Aru dan didambah dengan wilayah utara Australia.

Kerang mutiara ini kemudian oleh Inggris diekspor ke perancis dan Austria untuk mendapatkan keuntungan. Harga kerang mutiara saat itu per ton adalah 35-85 poundsterling per ton, sedangkan harga Kerang mutiara asal Australia adalah 200-250 pounds sterling per ton. Kerang mutiara ini kemudian diolah menjadi kancing dan asesori lainnya untuk fashion kalangan kelas atas.

Salah satu mutiara yang ditemukan hasil penyelaman di wilayah Australia Barat seberat 45 gram dijual di London pada tahun 1884 seharga 900 pound sterling.  Dua tahun kemudian dibeli kembali seharga 1500 pounds sterling untuk pembuatan kalung dan akhirnya kalung ini di jual ke perusahaan Tiffany & Company seharga 10.000 pounds Sterling.

Penyelaman untuk mencari mutiara tahun 1948 di utara Australia. Sumber: blogs.slq.qld.gov.au
Penyelaman untuk mencari mutiara tahun 1948 di utara Australia. Sumber: blogs.slq.qld.gov.au
Tidak pelak lagi berkembangnya industri mutiara di Australia di era tahun 1860 an sekaligus menjadi catatan sejarah era masuknya pekerja  terampil dari Indonesia bagian timur yang terkenal dengan kehandalannya sebagai penyelam dan pencari mutiara.

Tidak hanya sampai disitu saja era ini juga menandakan terjadinya interaksi dan percampuran antara aborigin dengan ras Melanesia asal  wilayah timur Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun