Pak Kamir sang Penemu Biopori . Photo: https://bebasbanjir2025.files.wordpress.com/
Adalah seorang yang bernama Ir. Kamir. R. Brata MSc yang kemungkinan merupakan ilmuwan yang hasil penemuannya paling banyak digunakan dan diterapkan di Indonesia dalam skala masal.Bagaimana tidak hasil teknik yang dikembangkannya yang bernama Bio Pori telah dibuat berjuta-juta di seluruh Indonesia oleh hampir semua kalangan.
Beliau mengembangkan alat pelubang tanah yang sangat sederhana dan terjangkau dan mudah digunakan. Setelah pembuatan lubang dengan kedalaman 100 cm atau kurang (tergantung kedalaman tanahnya) dengan diameter 10 cm.Dari hasil penelitian beliau ukuran tersebut sangat ideal karena tikus akan enggan untuk masuk karena lubangnya lurus, sempit dan tidak berbelok tersebut.
Selanjutnyalubang serapan kecil ini selanjutnya diisi dengan dengan sampah organik sebagai bahan makanan dan lingkungan hidup mikroorganisme yang ideal.Walhasil satu lubang biopori setelah beberapa lama akan berfungsi sebagai penyubur tanah akibat adanya aktivitas mikroorganisme yang tumbuh di dalamnya.Disamping itu lubang ini berfungsi seperti paru-paru nya tanah agar sirkulasi udara dan unsur-unsur hara di tanah terjadi dengan baik, serta yang lebih penting lagi lubang ini berfungsi sebagai lubang serapan air.
Jika lubang biopori ini dibuat pada luasan yang memadai dengan jarak per lubang seperti yang beliau sarankan, maka dalam jangka panjang akan mengembalikan kesuburan tanah sekaligus sebagai wilayah serapan air yang efektif, sehingga banjir dapat dihindari.
Beliau adalah sosok senior yang sangat bersahaja dan mememegang teguh pada prinsip.Salah satu prinsip yang dia pegang adalah bahwa penemuan ilmiah itu harus sebanyak-banyaknya dapat digunakan dan berguna bagi masyarakat.
Sehingga dengan prinsipnya yang teguh itu beliau tidak mau membuat paten hasil karyanya yang sangat terkenal tersebut.Kalaupun kita berandai-andai beliau mau mematenkan hasil karyanya dan bagi setiap lubang biopori dia mendapatkan royalti sebesar Rp. 1,- saja, dengan ratusan jutaan lubang serapan yang telah dibuat paling tidak beliau mendapat uang yang lumayan besar jumlahnya.
Memang di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lingkungan IPB dimana beliau mengabdikan dirinya beliau belum mencapai jabatan akademis tertinggi, yaitu guru besar, akan tetapi pandangan, kematangan, prinsip serta karyanya jauh melebihi karya seorang guru besar.
