Data empris menunjukkan bahwa sebagian besar orang di dunia (90%) lebih bayak menggunakan tangan kanannya dalam beraktivitas, sedangkan persentasi orang kidal hanya mencapai 10%. Di antara kedua kelompok ini ada sekitar 1% orang yang dapat menggunakan kedua belah tangannya sama baik dan efektifnya, kelompok terakhir ini dikenal sebagai "ambidextrous"
Persentase orang kidal di negara Barat mencapai 10.6% yang jauh lebih tinggi persentasinya dibandingkan dengan di negara Asia. Sebagai contoh persentase orang kidal di Tiongkok hanya mencapai 2.64 %, sedangkan persentase orang kidal di Indonesia mencapai 3.39%. Di tiga negara lainnya seperti Vietnam, Hong Kong dan Taiwan persentase orang kidal berkisar antara 4.26-5.16%.
Korban Ketidakpahaman
Sampai saat ini kidal masih belum banyak dimengerti oleh masyararat terkait penyebab timbulnya sifat ini dan seringkali memberikan dampak yang negatif dari sisi psikologis maupun fisik bagi anak kidal maupun orang kidal yang sudah dewasa.
Di kalangan masyarakat tertentu di mana penggunaan tangan kiri dianggap tabu, tidak sopan serta tidak pantas, anak kidal dianggap sebagai suatu kelainan dan bahkan seringkali keluarga disalahkan karena  dinilai tidak dapat mendidik anaknya menggunakan tangan kanan. Oleh sebab itu tidak jarang anak kidal seringkali dianggap sebagai kelainan dan aib  yang tidak jarang berujung pada ejekan dan perundungan tidak saja dari teman temannya namun juga dari anggota keluarga.
Anak-anak kidal seringkali menghadapi tantangan dan kesulitan dalam pembelajaran dan kegiatan kesehariannya sehingga lebih rentan mengalami ketidakstabilan emosi dan berpotensi menyebabkan frustrasi dan kecemasan karena hampir semua fasilitas dan peralatan yang ada dirancang untuk anak yang bukan kidal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak kidal lebih rentan menderita ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder) yang merupakan kondisi perkembangan saraf yang ditandai dengan kurangnya  perhatian, hiperaktif, dan/atau impulsivitas yang terus-menerus. Anak kidal  memiliki pola aktivitas otak yang berbeda dibandingkan dengan individu yang tidak kidal yang dapat menimbulkan perbedaan dalam kemampuan belajar dan kognitif.
Pertanyaan yang paling mendasar adalah apakah benar anak kidal merupakan produk salah didik keluarga?
Kidal itu merupakan perpaduan faktor genetik dan lingkungan
Kidal secara fisik sudah mulai dapat dideteksi ketika janin berusia 9-10 minggu dengan mengamati pergerakan tangannya, namun sifat kidal ini akan menjadi lebih jelas ketika anak telah berusia 2-3 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat kidal dipengaruhi oleh beberapa gen (poly genes) bukan gen tunggal (single major gene). Di dalam ilmu genetika kuantitatif parameter yang digunakan untuk menentukan persentase besarnya variasi pengaruh genetik ini dikenal dengan nilai heritabilitas.
Gen yang berkontribusi pada kemunculan sifat kidal ini diperkirakan jumlahnya mencapai 40 gen yang secara bersama sama berkerja dan berinteraksi dengan lingkungan  memunculkan sifat kidal. Salah satu gen yang perannya lebih menonjol  yang menyebabkan kemunculan sifat kidal ini adalah gen TUBB4B. Gen ini berfungsi  mengkode protein yang terlibat dalam struktur sel dan  varian pengkodean langka pada gen ini lebih umum terjadi pada orang kidal. Namun seperti yang telah diuraikan di atas keberadaan variasi alel tertentu gen ini tidak serta merta memunculkan sifat kidal.