Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pertaruhan Reputasi Indonesia Pasca Pengembalian Benda Purbakala

3 Maret 2025   12:25 Diperbarui: 4 Maret 2025   20:38 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas Museum Nasional melakukan pendataan terhadap koleksi-koleksi benda bersejarah yang baru saja dipulangkan dari Museum Nusantara Delft, Belanda, Kamis (2/1/2020) di Museum Nasional, Jakarta. (KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN)

Era kolonialisme yang dialami bangsa Indonesia memang sangat menyakitkan dan menyesakkan dada, tidak hanya sampai disitu saja ternyata selepas dari era kolonialisme ini pun masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan seperti misalnya masalah benda pubakala yang dijarah dan sampai sekarang masih berada di negara lain seperti misalnya di Belanda.

Benda purbakala merupakan identitas bangsa dan sekaligus merupakan rekam jejak sejarah. Sebagai contoh Patung Dewa Hindu berkepala empat Brahma setinggi 2,4 meter tentunya dapat menceritakan kisah petualangan yang luar biasa selama tujuh abad keberadaannya. 

Patung ini merupakan salah satu dari delapan patung Hindu-Buddha pra-Islam asal Jawa yang dibanggakan di museum nasional Indonesia di Jakarta, setelah dikembalikan ke negara asalnya oleh pemerintah Belanda setelah dua abad di luar negeri.

Berita pengembalian benda purbakala Indonesia memang menggembirakan sekaligus menimbulkan kekhawatiran apa yang terjadi setelah benda purbakala tersebut dikembalikan?

Sebagai catatan, pemulangan benda pubakala ini merupakan pemulangan terbesar kedua artefak Indonesia dari Belanda dalam kurun waktu dua tahun. Sebelumnya di tahun 2023 telah dikembalikan 355 benda pubakala asal Lombon Lombok dan juga empat patung Hindu Buddha pertama dari kerajaan Singasari abad ke-13 dari Jawa Timur.

Disamping Belanda benda purbakala Indonesia juga masih ada di Inggris, Jerman, dan Perancis serta negara lainnya yang tentunya memerlukan negosiasi bilateral yang berbeda untuk pengembaliannya.

Pengembalian benda purbakala menjadi pertaruhan reputasi Indonesia di mata Internasional. Photo: ABC News: Mitch Woolnough 
Pengembalian benda purbakala menjadi pertaruhan reputasi Indonesia di mata Internasional. Photo: ABC News: Mitch Woolnough 

Pertaruhan Reputasi

Tidak ada satupun yang dapat menyangkal bahwa benda purbakala harus dikembalikan ke tempat asalnya karena merupakan identitas bangsa sekaligus catatan sejarah yang tidak ternilai. Namun sudah menjadi rahasia umum banyak benda purbakala yang telah dikembalikan seringkali menjadi terlantar karena memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi dan terus menerus.

Sudah menjadi rahasia umum juga urusan konservasi seperti benda buadaya dan juga konservasi sumbardaya hayati dan hewani bukanlah menjadi prioritas dan sering kali tersingkirkan dan cenderung terbaikan.

Pemulangan empat patung purbakala beserta 284 benda penting budaya yang dijarah selama masa kolonial Indonesia dari Belanda dan diprediksi akan banyak lagi yang dipulangkan ke Indonesia, tentu saja menimbulkan kekhawatiran terkait kemampuan Indonesia untuk pemeliharaan benda purbakala ini pasca dikembalikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun