Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Atasi Pencemaran lingkungan, IPB Kembangkan Eco Printing, Zero Waste Technology dan Budidaya Ulat Sutera Non Murbei Unggul

4 Maret 2023   16:49 Diperbarui: 4 Maret 2023   20:57 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teknologi Eco Printing menghasilkan kain sutera yang eksotik dan menawan. Photo: koleksi pribadi 

Perkembangan industri  tekstil  di Indonesia yang sangat cepat memang telah menjadi andalan perekonomian nasional, namun dampak dari industri ini berupa pencemaran lingkungan juga semakin besar.

Salah satu fokus penelitian dan pengembangan Laboratorium Non Ruminansia dan  Satwa Harapan dan Divisi Pemuliaan dan Genetika Departemen IPTP Fakultas Peternakan IPB University  adalah mengembangkan komoditas yang menunjang industri tekstil nasional berupa serat alami baik yang dihasilkan dari ulat sutera murbei maupun non murbei berbasis Zero Waste Technology.

Hasil kerjasama lintas disipin ilmu baik dengan berbagai divisi di dalam maupun institusi di luar IPB seperti BRIN ini telah menghasilkan  benang sutera yang berkualitas  dari galur ulat sutera non murbei Samia cynthia ricini unggul yang dapat dipelihara dengan pakan 100 % menggunakan daun singkong dan dapat dipelihara wilayah marjinal yang panas dan kering.

Siklus hidup ulat sutera non murbei Samia cynthia ricini. Photo: keleksi pribadi. 
Siklus hidup ulat sutera non murbei Samia cynthia ricini. Photo: keleksi pribadi. 

Pengembangan serat sutera alami ini sangat diperlukan dan  tentunya akan mendukung perekonomian nasional.

Melalui  pengembangan sutera alam Indonesia baik yang berbasis  non murbei tentunya akan sangat berperan dalam mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor benang sutera yang saat ini jumlahnya sangat besar.

Galur unggul yang dikembangkan menghasilkan sutera yang lebih banyak dengan kualitas lebih baik dan tahan dipelihara di lingkungan marjinal. Photo: koleksi pribadi. 
Galur unggul yang dikembangkan menghasilkan sutera yang lebih banyak dengan kualitas lebih baik dan tahan dipelihara di lingkungan marjinal. Photo: koleksi pribadi. 

Dengan menggunakan berbagai teknologi yang sudah dikembangkan ke depan Indonesia akan dapat secara bertahap mengurangi ketergantungannya pada impor benang sutera mengingat Indonesia merupakan wilayah yang sangat ideal untuk pengembangan  jenis ulat sutera non murbei  Samia cyntia ricini yang pakannya berbasis daun singkong dan daun jarak, sehingga jenis ulat sutera ini dapat dikembangkan secara luas di seluruh Indonesia.

Kelompok peneliti sutera alam IPB  ini saat ini tidak saja memfokuskan pada pengembangan galur unggul saja, namun juga mengembangkan berbagai teknologi pengolahan produk  yang memiliki nilai tambah  seperti biskuit khusus balita  untuk mencegah  stunting yang proteinnya berbasis pupa dan juga tepung pupa sebagai feed supplement untuk pakan ikan dan ternak.

Pengembangkan teknologi serat sutera alam jenis Samia cyntia ricini yang panjang dan berkilau untuk meningkatkan nilai jual benang suteranya sangat penting dan teknologi ini kini sudah dikembangkan oleh kelompok peneliti sutera alam IPB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun