Namun tampaknya karena besarnya peran Rusia dalam memasok sumber daya alam ini membuat pembatasan penjualan ke Eropa saja tidak banyak mempengaruhi perekonomian Rusia secara keseluruhan.
Sanksi Barat terhadap Rusia walaupun tidak berdampak besar pada perekonomian Rusia secara keseluruhan, namun tetap saja menurunkan kapasitas ekspor Rusia untuk komoditas yang terkena sanksi dengan penurunan rata-ratanya sekitar 18%.
Salah satu sumber daya alam Rusia yang beperan menopang perekonomian Rusia adalah gas dan minyak yang juga menjadi target sanksi Amerika dan sekutunya.
Namun tampaknya di tahun 2022 dan 2023 ini sanksi Barat ini belum memperlihatkan keefektivitasannya, justru sebaliknya sanksi ini memicu peningkatan produksi minyak sebesar 7% akibat meningkatnya permintaan dari tentara Rusia dan negara lain yang tidak tunduk pada kemauan dan permintaan Barat yang masih membeli minyak.
Satu satunya komoditas sumber daya lama yang tampaknya memberikan pengaruh adalah pelarangan ekspor gas alam Rusia ke Eropa yang berdampak pada penyusutan produksi gas alam Rusia sebesar 8%.
Sanksi yang diterapkan oleh negara Barat memang berdampak pasa perekonomian Rusia namun tidak sampai pada tahap yang diinginkan oleh negara Barat yaitu berupa kebangkrutan perekonomian Rusia.
Menurut perkiraan para ekonom sanksi ini hanya berdampak pada penyusutan perekonomian Rusia sebesar 2,1% di tahun 2022.
Justru sebaliknya penurunan pendapatan domestik bruto Rusia ini ternyata diselamatkan oleh kenaikan harga minyak dunia yang tidak diperkirakan sebelumnya baik oleh Amerika dan sekutunya maupun oleh Rusia.
Satu-satunya sanksi negara Barat yang dianggap berhasil dan memberikan dampak besar pada perekonomian Rusia adalah sanksi keuangan berupa pembekuan rekening dan aset bank sentral dan juga bank komersil milik Rusia.Â
Demikian juga sanksi berupa pembatasan pembayaran dan akses ke pasar modal juga berpengaruh besar pada perekonomian Rusia.
Sanksi ekonomi negara barat memang memicu inflasi Rusia sebesar 2% dan nilai mata uang Rusia terkoreksi sebesar 60% terhadap dolar di awal pertengahan tahun 2022 lalu.
