Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Setahun Sanksi Barat, Akankah Rusia Tetap Tegar?

4 Maret 2023   10:45 Diperbarui: 5 Maret 2023   01:56 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sanksi Barat mempengaruhi perekonomian Rusia namun tidak berdampak pada keruntuhan perekomoian.| Ilustrasi: iStock via niesr.ac.uk 

Sanksi Barat memang mempengaruhi perekonomian Rusia, namun tidak sampai membuat Rusia kehilangan kemampuannya untuk membiayai perang ini.

Salah satu tiang penopang perekonomian Rusia adalah sumber daya alam termasuk gas dan minyak yang di tengah-tengah sanksi Barat, permintaan dan penjualannya masih tetap terjaga dengan baik.

Sebut saja dua negara besar seperti Tiongkok dan India justru menikmati dampak perang ini dengan tetap membeli sumber daya alam dengan harga murah dari Rusia.

Dalam hal sumber daya alam Rusia memang menjadi pelaku utama dunia. Hal ini berarti bahwa terganggunya pasokan sumber daya alam Rusia akan menguncang dunia.

Data sebelum perang menunjukkan bahwa di tahun 2021 lalu Rusia memasok 17,5% minyak dunia. Demikian juga dengan sumber daya alam lainnya seperti palladium, nikel, dan pupuk kalium yang persentasinya melebihi minyak bumi dan gas.

Sanksi barat untuk memutus pasokan sumber daya alam ini ternyata tidak mudah karena akan memicu efek domino berupa kenaikan harga sumber daya alam dunia.

Hal ini sudah terbukti ketika harga minyak dan gas di Amerika dan Eropa meningkat tajam akibat sanksi yang mereka terapkan.

Ketergantungan Amerika dan Barat akan sumber daya alam Rusia memang dapat dilepaskan namun konsekuensinya adalah kenaikan harga yang akan memicu resesi berkepanjangan.

Sebagai contoh ketika di tahun 2018 lalu Amerika berniat menghentikan pasokan aluminium dari Rusia ke pasar dunia, harga sumber daya alam ini langsung melonjak tajam mencapai kenaikan 20%.

Kenaikan harga ini akhirnya memaksa Amerika membatalkan rencananya untuk menghentikan pasokan aluminium Rusia ini.

Dengan pengalaman pahit ini Amerika dan negara Barat memilih untuk memberikan sanksi ekspor Rusia untuk komoditas tertentu saja yang menurut perhitungan negara Barat masih memiliki cadangan seperti baja, batu bara, dan kayu olahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun