Disamping itu pelaku juga seringkali mengisolasi dan merendahkan martabat korban serta melakukan manipulasi verbal.
Dampak KDRT
KDRT memang memberikan dampak besar pada korban yang biasanya merasa tidak berdaya. Secara fisik KDRT seringkali berakibat memar, luka fisik, patah tulang hingga sesak nafas dan gemetar akibat tauma yang dialaminya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dampak jangka panjang dari KDRT ini pada korban utamanya dari  sisi emosi dan psikologis yang dapat mengakibatkan bingung, putus asa, cemas, panik dan gangguan stres pasca-trauma (post-traumatic stress disorder : PTSD).
Pada kenyataannya KDRT tidak hanya menimpa wanita saja namun juga menimpa laki laki. Sebagai gambaran hasil penelitian menunjukkan bahwa di Inggris persentasi laki laki yang mengalami KDRT ini mencapai 9%. Bentuk DRT yang dialami oleh laki laki menurut hasil penelitian ini meliputi penguntitan, penyerangan seksual, dan kekerasan fisik.
Persentase laki laki yang mengalami KDRT di Amerika bahkan lebih tinggi lagi yaitu mencapai angka 28%.
Seperti halnya dengan korban KDRT wanita, laki laki korban KDRT juga seringkali tidak melaporkannya dengan alasan takut, Â malu dan stigma yang berlaku dimasyarakat. Â Oleh sebab itu pada umumnya korban KDRT laki laki berusaha meminimalkan dampak KDRT ini dengan cara melindungi dirinya.
Rasa takut korban KDRT laki laki ini  menurut hasil penelitian disebabkan karena takut ditertawakan,  dipermalukan karena adanya keyakinan yang berkembang dimasyarakat bahwa laki laki secara fisik mampu melawan ketika KDRT terjadi dan menimpa dirinya.
Dampak buruk lainnya dari KDRT yang terjadi adalah menimbulkan ketakutan pada anak sehingga mempengaruhi fisik dan emosinya.
Pada umumnya anak anak  yang menyaksikan KDRT mengalami dampak buruk seperti mengalami susah tidur, ngompol, hambatan motorik dan kognitif, cemas, depresi, menyakiti diri sendiri dan agresi.  Dampak buruk ini pada umumnya berlanjut sampai anak tersebut tumbuh dewasa.
Mengatasi Dampak KDRT
Dampak buruk KDRT memang sangat sulit untuk diatasi untuk menghilangkannya. Â Oleh sebab itu pakar psikologi menyarankan agar korban KDRT berani untuk mengungkapkan KDRT yang dialaminya.
Pengakuan ini merupakan langkah awal keluar dari pemasalahan KDRT untuk dilakukan  tindakan lanjutan  seperti misalnya mencari dukungan untuk pergi ke tempat yang lebih aman dan mencari bantuan professional  untuk mengurangi rasa sakit dan ketakutan yang dialaminya.