Sehingga dalam situasi seperti ini wanita posisinya lebih ditempatkan sebagai sosok perawat pasangan dan juga anak anak saja.
Dalam situasi seperti ini biasanya pelaku KDRT berusaha memegang kendali dan sangat rentan terhadap kecemburuan.  Oleh sebab itu tidak heran jika KDRT seringkali dipicu dengan tuduhan pasangannya melakukan selingkuh atau rasa ingin tau  keberadaan pasangannya setiap saat.
Salah satu fenomena yang sering terjadi sebagai indikasi terjadinya KDRT adalah tindakan mengisolasi korban dari keluarga, teman, pekerjaan dllnya.
Seringkali pelaku KDRT ketika terjadi konflik dengan pasangannya temperamennya tinggi, kasar dan meledak ledak. Â Namun setelah melakukan KDRT seringkali pelaku meunjukkan sikap menyesal dan berusaha menyakinan pasangannya tindakannya tidak akan terjadi lagi.
Prilaku  seperti inilah yang membuat korban KDRT masih memiliki kepercayaan bahwa pasangannya akan dapat berubah kelak  di kemudian hari.  Namun pada kenyataan siklus KDRT ini terus berlangsung dan prilaku kasar ini tidak berhenti bahkan sebaliknya pada kejadian berikutnya semakin menjadi jadi.
Sebenarnya korban KDRT dapat mendeteksi apakah hal yang menimpa dirinya merupakan bentuk dari KDRT. Â Salah satu hal yang dapat dideteksi dengan mudah adalah mengamati sikap pelaku pasca KDRT seperti minta maaf, memberikan hadiah dan berjanji tidak melakukannya lagi.
Demikian juga apabila korban mengalami pengisolasian dari keluarga, teman ataupun kerabat lainnya dapat menjadi indikasi KDRT.
Disamping itu biasanya pelaku KDRT berusaha menanamkan rasa bersalah pada korban untuk menjaga superioritasnya dan mengganggap bahwa tindakan yang dilakukannya benar.
Tanda tanda lain yang mengidikasikan pasangan mulai melakukan KDRT adalah sering menyalahkan, mengontrol pasangan secara ketat, melakukan agresi, cemburu parah dan tidakan posesif.
Salah satu tindakan KDRT yang umum terjadi dan merupakan lampu merah yang harus diwaspadai adalah tindakan pencekikan, karena hal ini jika tidak tekendali dapat membahayakan nyawa pasangannya.
Pelaku KDRT biasanya berusaha menamamkan rasa ragu,  rasa malu dan rasa tergantung  pada pasangannya.  Oleh sebab itu pelaku seringkali menyalahkan korban dan menolak  bertanggung jawab atas perilakunya.