Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Salman Rushdie di Bawah Bayangan Awan Hitam Kebebasan Berkarya

14 Agustus 2022   10:49 Diperbarui: 14 Agustus 2022   17:18 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salman Rushdie. Photo:  Booker Prizes/PA 

Salman Rushdie mungkin sudah melupakan bahwa benih benih kebencian akan karyanya yang menyinggung kepercayaan umat muslim ternyata masih  tumbuh subur.

Demikian juga bahwa jaminan keamanan yang diberikan oleh pemerintah Amerika bukanlah segala galanya yang dapat melindungi dirinya.

Hal ini terbukti bahwa di acara yang membuat dirinya menjadi korban penusukan ini ternyata menurut laporan beberapa pengunjung pengamanannya sangat longgar.

Pengunjung yang memiliki tiket masuk hanya discreening untuk tidak membawa makanan dan minuman saja.  Petugas keamanan juga sangat minim di tempat acara berlangsung.

Di tengah tengah lemahnya keamanan inilah Matar yang berpakaian  hitam  dan menggunakan topeng ini beraksi naik kepanggung dan melakukan penikaman.

Perbedaan Nilai Kebebasan Berpendapat

Jika ditelisk lebih dalam lagi Chautauqua Institution yang merupakan penyelenggara acara ini keberadaannya sudah berusia 150 tahun dan kegiatan utamanya adalah memfasilitasi pertukaran budaya dan dialog.

Institusi ini bertujuan menyatukan masyarakat untuk belajar, bertindak dan mencari solusi untuk mengembangkan empati dalam mengatasi masalah yang sulit dipecahkan untuk mengatasi rasa ketakutan dan kebencian.

Namun sayangnya institusi yang memfasilitasi kehadiran Salman Rushdie ini melupakan inti permasalahannya yaitu karya seni yang menyinggung kepercayaan.

Hal ini terbukti dari sikap Chautauqua Institution yang menyatakan bahwa Salman Rushdie merupakan salah satu tokoh dunia dalam memperjuangkan kekebasan berpendapat dan akan terus malakukan misinya untuk membangun jembatan mengatasi perbedaan.

Sayangnya nilai nilai kebebasan berpendapat dunia Barat seringkali berbeda dengan kebebasan berpendapat di negara lain.

The Satanic Verses memang merupakan salah satu karya literatur dan seni, namun ketika sebuah karya menyinggung kepercayaan maka awan mendung akan terus membayangi tidak saja karya seni tersebut namun juga pengarangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun