Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Krisis Kemanusiaan Afghanistan yang Terlupakan

12 Januari 2022   10:13 Diperbarui: 13 Januari 2022   05:45 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wanita ini hidup bersama dengan suami dan lima anaknya dalam kondisi seadanya. Foto: WFP/Jon Dumont

Disamping itu Amerika dan dunia internasional menyadari bahwa mereka memiliki andil besar dalam kehancuran dan penderitaan rakyat Afghanistan ini.

Secara perlahan beberapa negara walaupun tidak secara terbuka mulai melakukan kontak dengan pemerintahan Taliban untuk mencoba menyelamatkan rakyat Afghanistan dari krisis kemanusiaan ini.

Sebagai contoh Amerika sebagai salah satu aktor pendudukan Afghanistan dalam minggu ini mengumumkan secara resmi akan mulai menyalurkan bantuannya kembali untuk tujuan kemanusiaan.

Pemerintah Amerika menyatakan akan mendonasikan dana tambahan sebesar US308 juta untuk bantuan kemanusiaan. Jika ditotal bantuan Amerika untuk kemanusiaan dan pengungsi Afghanistan sejak bulan Oktober lalu telah mencapai US782 juta.

Bantuan yang sangat berarti bagi masyarakat Afghanistan ini akan disalurkan melalui the US Agency for International Development (USAID) untuk menyediakan pangan darurat, kesehatan dan tempat tinggal.

Disamping itu untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 di Afghanistan, Amerika menyediakan 1 juta dosis vaksin melalui WHO dalam program COVAX. Dengan tambahan ini berarti WHO akan menyumbang jumlah dosis vaksin total sebanyak 4,3 juta dosis.

Komitmen dunia internasional yang mulai terbuka untuk membantu rakyat Afghanistan belumlah dapat menjamin penyelesaikan permasalahan di lapangan karena dunia internasional tidak dapat menyalurkan langsung ke pemerintah Taliban.

Di lapangan diperlukan keamanan bagi semua relawan yang akan menyalurkan bantuan ini termasuk relawan wanita. Sementara Taliban sangat membatasi aktivitas orang asing dan wanita di tempat umum.

Keinginan USAID agar para relawan dapat bekerja secara mandiri dalam menyalurkan bantuan ini tentunya akan menjadi permasalahan tersendiri karena belum tentu disetujui oleh Taliban.

Di lapangan penyaluran bantuan ini akan menjadi semakin kompleks karena situasi keamanan yang masih belum terjamin terutama bagi warga asing.

Di lain pihak pemerintahan Taliban meminta kepada dunia internasional untuk mencairkan kembali aset Afghanistan yang dibekukan yang berada di negara lain untuk menghindari krisis kemanusiaan yang dihadapinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun