Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Lahan Basah yang Terlupakan

1 November 2021   11:28 Diperbarui: 1 November 2021   18:09 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lahan gambut.| Sumber: Shutterstock/Grenfiki Yongki Nugraha via Kompas.com

Selama ini rawa ataupun lahan basah masih dianggap sebelah mata terkait perannya dalam menyimpan karbon yang berdampak besar pada pengurangan dampak pemanasan global.

Komitmen dunia untuk membatasi pemanasan global maksimal sebesar 1.5 derajat C jika hanya mengandalkan penyelamatan dan pelestarian hutan saja akan sulit tercapai. Oleh sebab itu pelestarian hutan ini perlu dikombinasikan dengan peningkatan peran lahan basah sebagai tempat penyimpanan karbon.

Jika kita mendiskusikan lahan basah maka kita akan melihat potensinya yang sangat besar karena luasannya di berbagai belahan bumi ini sangat besar dalam bentuk rawa air asin, bantaran sungai pasang surut, hutan bakau, dan lahan gambut, dll.

Tidak banyak yang menyadari bahwa dengan dalih untuk kebutuhan pangan seperti pencetakan sawah baru dan kolam ikan atau keperluan lainnya, lahan basah ini secara cepat dikonversi menjadi lahan kering yang dalam jangka pendek maupun jangka panjang berdampak besar pada degradasi lingkungan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa satu hektar rawa bakau yang ada di pesisir dapat menyimpan karbon 4 kali lebih besar jika dibandingkan dengan kemampuan hutan tropis. Hal yang paling menyedihkan adalah rawa bakau ini secara cepat hilang karena dikonversi untuk raklamasi pantai ataupun kebutuhan lainnya.

Akibatnya bahan organik yang terkumulasi di rawa bakau ini yang tadinya tergenang air setelah dikonversi akan melepaskan gas rumah kaca dalam jumlah yang sangat besar.

Demikian juga lahan gambut yang pembentukkan memerlukan waktu ribuan tahun secara pasti mulai lenyap karena dikonversi untuk keperluan lainnya.

Tidak banyak yang mengetahui bahwa lahan gambut mampu menyimpan karbon dua kali lebih banyak dibandingkan dengan semua vegetasi yang ada di dunia ini.

Oleh sebab itu pelestarian lahan basah termasuk lahan gambut dimana Indonesia memilikinya dalam jumlah yang sangat besar dapat memberikan dampak signifikan terhadap penyelamatan bumi ini dari pemanasan global.

Peran lahan basah dalam mengurangi gas rumah kaca memang sangat besar. Menurut catatan hasil penelitian pengeringan lahan basah yang ada saat ini berperan sebasar 5% produksi gas rumah kaca global.

Oleh sebab itu tidak heran jika para peneliti lahan basah menyebutkan bahwa pelestarian lahan gambut yang masih ada di dunia termasuk Indonesia dapat berperan mengurangi sepertiga kenaikan suhu akibat pemasanan global ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun