Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

K-Pop Bahaya Laten bagi Korea Utara

27 Juli 2021   05:00 Diperbarui: 27 Juli 2021   05:13 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak kenal K-Pop budaya baru yang telah mendunia dan popular   termasuk di Indonesia.  Lihat saja gaya berpakaian, musik dan juga potongan rambut yang banyak digandrungi di seluruh dunia.

Tidak ada yang dapat menyangkal bahwa dalam 10 tahun terakhir ini Korea Selatan  muncul di percaturan dunia internasional tidak saja melalui kemajuan teknologinya yang telah melibas jepang dalam hal teknologi murahnya namun  juga kekuatan soft diplomacy nya.

Pengaruh budaya baru ini memang sudah tidak terbendung karena sudah merambah ke industri makeup, K-Pop dan juga K-drama yang  mengobati dahaga fans nya di seluruh dunia.

Bagi negara komunis yang dikenadalikan oleh diktator seperti Korea Utara, kekuasaan dan perintah negara mutlak harus dituruti oleh warganya tanpa kecuali.

Sebagai contoh, ketika saya sedang menjalankan program post doctoral di Martin Luther University di Jerman ada 4 orang mahasiswa pasca sarjana  dari Korea Utara yang sedang tugas belajar di sana dan tentunya sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah Korea Utara dan Jerman.

Hal yang paling menakjubkan adalah setiap pagi dan sore mereka wajib melakukan upacara penghormatan dan sumpah setia pada negara dan pimpinan negara walaupun belum tentu ada orang pemerintahnya melihat apa yang dikerjakannya.

Dari segi politik pemerintah Korea Utara memang dapat memilih  milih atau bahkan mengisolasi dirinya dari pengaruh politik dari negara lain termasuk negara terdekatnya Korea Selatan.

Namun kondisi perekonomian  Korea Utara yang semakin memburuk di tengah pandemi  ini membuat pemerintah Korea Utara tidak  lagi seketat sebelumnya dalam mengawasi warganya terutama yang terkait dengan budaya asing.

Korea Utara memang dalam beberapa tahun terakhir ini tidak lagi membuka dialog dengan Korea Selatan akibat perbedaan haluan politiknya. Namun sebenarnya rembesan budaya diantara kedua negara ini ternyata cukup besar.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya Korea Utara memang secara tegas mengatur bagaimana rakyatnya berucap dan berbuat termasuk sampai cara berpakaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun