FAO memang memberikan peringatan bahwa jika tidak ada perbaikan yang siknifikan maka ada kemungkinan rakyat Korea Utara akan dilanda kelaparan.
Saat ini penyangga utama kebutuhan pangan Korea Utara adalah Tiongkok yang mensuplai sekitar 90% kebutuhan pangan Korea Utara.
Tanda tanda tekanan ekonomi yang sangat berat yang melanda  Korea Utara ini terlihat dari keinginan Kim Jong Un untuk berdialog kembali dengan Amerika dan Korea Selatan terkait program nuklir dan sangsi ekonomi yang diterapkan oleh Amerika dan sekutunya.
Masalah Kesehatan
Masalah kedua yang mungkin berhubungan erat dengan penurunan berat badan Kim  Jong Un yang sangat drastis ini adalah masalah kesehatan.
Masalah kesehatan pimpinan Korea Utara ini memang menjadi rahasia yang sangat dijaga ketat untuk tidak keluar dan diketahui oleh dunia.
Namun dari hasil berbagai pengamatan dari berbagai penampilan Kim Jong Un ada indikasi kuat bahwa pimpinan Korea Utara ini sedang bermasalah kesehatannya.
Pada tahun 2014 lalu Kim Jong-un pernah  menghilang selama 40 hari yang mengarah ke spekulasi bahwa pimpinan Korea utara ini sakit kritis. Ketika muncul kembali Kim Jong Un  terlihat menggunakan  tongkat, membuat pengamat menyimpulkan dia sedang  memulihkan diri dari operasi pergelangan kaki.
Pada salah satu insiden pada di tahun 2020, Kim muncul dengan bekas luka di pergelangan tangan nya yang mungkin berasal dari prosedur medis.
Peningkatan  berat badannya selama bertahun-tahun telah membuat  orang berspekulasi bahwa Kim Jong Un  kemungkinan  menderita diabetes dan asam urat.
Di Tahun 2020 lalu Kim Jong Un kembali menghilang selama 3 minggu yang menimbulkan rumor bahwa dirinya sakit parah atau mengasingkan diri agar tidak terkena Covid-19.