Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kalimantanku Tidak Seasri Dulu Lagi

12 Juni 2021   10:14 Diperbarui: 12 Juni 2021   10:22 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kaltimber.com

Mereka tau betul cara menjaga alam agar keturunan mereka tetap bertahan dan hidup di hutan yang tidak pernah kehabisan sumberdayanya.

Kita tidak pernah mendengar tentang adanya kelaparan yang menimpa mereka yang hidup berdampingan secara seradi dengan alam.

Namun era keharmonisan ini berubah total di era tahun 1980 an.  Saat itu demi kepentingan perekonomian yang lebih besar Kalimantan mulai dieksploitasi secara besar besaran.

Hutan tropis yang sudah ada ribuan bahkan jutaan tahun lalu itu dihancurkan dengan semena mena oleh sekelompok manusia rakus.

Pohon pohon ditebang secara membabi buta dan kayu gelondongan di jual ke negara lain. Tidak hanya sampai disitu saja dengan memegang Hak Penguasaaan Hutan (HPH) mereka bertindak seolah penjadi pemilik Kalimantan.

Pemegang HPH di era tersebut hidup bergelimang uang dan harta dari hasil mengeksploitasi hutan, sementara penduduk asli semakin miskin  dan termarjinalkan.

Ketika penduduk asli mencoba menahan kehancuran hutan, mereka ditekan.  Perusahaan pembabat hutan dengan dalih  bahwa usaha mereka legal karena dilindungi oleh HPH semakin rakus membabat hutan. Mereka  bahkan memiliki penjaga yang khusus untuk mengamankan hasil penebangan hutan.

Era keharmonisan manusia dengan alam sudah sirna oleh keserakahan manusia yang tidak pernah berpikir panjang.

Para manunisa serakah  ini tidak pernah berpikir bahwa sekali mereka menggunduli hutan tropis, maka hutan itu tidak pernah kembali seperti dulu lagi.

Setelah hutan digunduli, area terbuka dan lantai hutan  yang tadinya dipenuhi oleh berbagai kehidupan menjadi kering kerontang dan mulai menjadi sasaran empuk kebakaran hutan.

Saat itu mereka justru menimpakan kesalahan  kebakaran hutan pada penduduk asli yang bercocok tanam dengan cara membakar hutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun