Di awal pandemi Covid-19 dunia menaruh perhatian khusus pada India karena jumlah penularan Covid-19 yang sangat kecil dibandingkan dengan negara lain di dunia.
Saat ini banyak yang berspekulasi bahwa orang India kebal Covid-19 karena terkait kebiasaan sehari harinya memakan makanan yang kaya akan rempah rempah.
Namun ibarat api dalam sekam,  nyala api terus merembet secara perlahan namun pasti menjadi bom waktu yang setiap  saat akan meledak dasyat.
Paling tidak ada tiga hal yang mendukung peningkatan kasus Covid-19 secara tajam yaitu: jumlah penduduknya yang sangat padat, banyaknya daerah kumuh miskin yang terkonsentasi serta budaya dan agama yang menuntut seringnya berkumpul dalam jumlah banyak.
Setelah kemaren angka harian penularan Covid-19 mencapai angka bersejarah 200.000 kasus per hari, hari ini rekor itu kembali pecah menjadi 2017,353 kasus.
Dengan total penderita sebanyak 14,3 juta, India kini menempati peringkat ke 2 sebagai negara paling terdampak Covid-19 setelah Amerika. Â Minggu ini India menagmbil alih posisi Brazil yang tadinya berada di peringkat kedua.
Dengan laju angka penularan ini diprediksi sebentar lagi India akan melewati Amerika menjadi negara paling terdampak Covid-19.
Prediksi ini sangat mendasar karena dalam 10 hari ini jumlah penderita harian meningkat dua kali lipat.
Saat ini India sudah kewalahan menghentikan laju peningkatan kasus Covid-19 karena menghadapi situasi darurat berupa kekurangan vaksin, kewalahan dalam penangan serta jumlah  tempat tidur di rumah sakit yang sudah mencapai kapasitas tampung maksimum.
Peningkatan tajam ini tidak lepas dari kebiasaan dan budaya berkumpul pada acara festival keagamaan, pertandingan olahraga dan kampanye politik.
