Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Fatalnya Salah Perhitungan Kudeta Militer Myanmar

15 Maret 2021   12:30 Diperbarui: 15 Maret 2021   12:46 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pihak keamanan berjaga di kawasan industri Hlaing Tharyar di pinggiran kota Yangon dengan latar belakang pabrik yang dibakar. Photo: STR/AFP

Sehari setelah munculnya video Mahn Win Khaing Than yang mendunia ini pihak militer dengan peluru tajamnya kembali melakukan tekanan kepada gerakan pro demokrasi yang mengakibatkan korban terus berjatuhan.

Dalam sehari saja sebagai tindakan untuk menghukum rakyat Myanmar seusai ditayangkan video pimpinan senior NLD ini, pihak militer membunuh sebanyak 38 orang demonstran yang membuat total korban jiwa dari rakyat sipil sejak dimulainya kudeta mencapai 126 jiwa.

Sudah tidak terhitung lagi berapa korban yang mengalami luka luka dan juga demonstran yang ditangkap  dalam upaya mempertahankan kudeta yang dikecam masyarakat internasional ini.

Tekanan militer untuk menumpas gerakan pro demonstrasi yang dilakukan oleh militer Myanmar ini bukannya meredupkan gerakan pro demokrasi namun sebaliknya   bak  menyiram minyak ke dalam api.

Korban jiwa yang terus berjatuhan membuktikan bahwa yang diperjuangkan oleh pihak militer adalah kekuasaaan bukan hak rakyat.

Kerusuhan dan kekerasan  yang terjadi di Myanmar ini sudah mulai merembet ke seluruh negeri. Hal ini ditunjukkan dengan terjadinya pembakaran dua pabrik milik pribadi ataupun kooperasi pemerintah Tiongkok di Hlaing Thar Yar kawasan industri di dekat  Yangon yang membuat kekacauan semakin meluas.

Pembakaran pabrik milik Tiongkok ini membuat permasalahan semakin rumit karena di saat pembakaran oleh orang yang tidak dikenal ada staf kedutaan Tiongkok yang terperangkap  dalam pabrik yang dibakar ini.

Penumpasan kekacauan yang terjadi dikawasan industri ini saja memakan korban jiwa paling sedikit 22 orang dan melukai 20 orang.

Kudeta militer ini juga memicu sentimen  anti Tiongkok karena dianggap tidak memberikan reaksi yang cukup dan  membiarkan kudeta militer terjadi di Myanmar.

Hasilnya gerakan militer untuk menumpas demostrasi pro demorasi yang dilakukan pada hari minggu lalu merupakan hari paling berdarah sejak dilakukannya kudeta dan diperkirakan kekerasan yang dilakukan oleh militer ini akan semakin meningkat.

Militer Myanmar yang melakukan kudeta memang salah perhitungan karena menganggap bahwa kudeta militer sebagai representasi tradisi kekuatan militer akan dapat diterima oleh rakyat yang selama ini hidup dalam ketakutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun