Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Fatalnya Salah Perhitungan Kudeta Militer Myanmar

15 Maret 2021   12:30 Diperbarui: 15 Maret 2021   12:46 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pihak keamanan berjaga di kawasan industri Hlaing Tharyar di pinggiran kota Yangon dengan latar belakang pabrik yang dibakar. Photo: STR/AFP

Pihak militer Myanmar yang melakukan kudeta bulan Nopember lalu setelah partai yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi NLD menang mutlak tidak menyangka bahwa kudeta yang dilaksanakannya diperkirakan akan berakhir happy ending ternyata jauh sekali dari perkiraan.

Militer yang dengan reputasi buruknya menghancurkan siapa saja yang menentang memang membuat rakyat Myanmar selama ini hidup dengan ketakutan dan tidak berani bersuara karena akan berakibat sangat buruk tidak saja bagi siapa saja yang menyuarakan namun juga bagi keluarganya.

Tuduhan dan alasan kudeta  yang digunakan oleh pimpinan kudeta kepada Aung San Suu Kyi dkk seperti memiliki alat komunikasi (Handy Talkie) secara illegal dan kemudian berkembang menjadi pembelian barang mewah secara illegal sungguh di luar akal sehat.

Rakyat Myanmar dan juga dunia internasional mengetahui secara pasti bahwa alasan dilakukannya kudeta adalah mengentikan suara rakyat Myanmar yang menginginkan kekuasaan berada di tangan rakyat, bukan di tangan militer.

Sementara di pihak militer kemenangan partai NLD dalam pemilu merupakan ancaman nyata akan tergeseranya pengaruh militer di pemerintahaan dan perpolitikan Myanmar.

Pimpinan kudeta yang sebentar lagi akan memasuki masa pensiun  diindikasikan akan maju dalam pemilihan pimpinan Myanmar.  Sayangnya tidak ada indikasi sedikitpun bahwa partai yang dibentuk oleh militer akan dapat bersaing dengan partai sipil lainnya sehingga jalan satu satunya untuk melanggengkan kekuasaan militer adalah melakukan kudera.

Seperti di textbook  lama pimpinan militer yang melakukan kudeta menangkap Aung San Suu Kyi dan tokoh sipil lainnya yang dianggap sebagai ancaman bagi keberlanjutkan pengaruh militer memberlakukan keadaan darurat dan melarang rakyat Myanmar berkumpul.

Dengan melakukan tindakan ini pihak militer Myanmar berharap akan memberikan pelajaran bagi rakyat Myanmar bahwa yang sesungguhnya berkuasa adalah militer bukan Aung San Suu Kyi.

Namun justru pada hari yang sama rakyat Myanmar sudah mengesampingkan rasa takut yang selama ini mencengkeram dengan terus turun ke jalan dan memperbesar kekuatannya untuk menentang kudeta dan menuntut  kekuasaan dikembalikan pada rakyat.

Hari minggu lalu pemberitaan dunia dihiasi oleh wakil Aung San Suu Kyi yang merupakan  perwakilan suku minoritas dengan menggunakan pakaian ada secara lantang akan melanjutkan revolusi melawan kekuasaan militer karena rakyat Myanmar memiliki hak untuk mempertahankan haknya.

Wakil Presiden Mahn Win Khaing Than dalam persembunyiannya menyerukan revolusi untuk menggulingkan kekuasaan militer. Photo: Ye Aung Thu/AFP
Wakil Presiden Mahn Win Khaing Than dalam persembunyiannya menyerukan revolusi untuk menggulingkan kekuasaan militer. Photo: Ye Aung Thu/AFP
Dalam persembunyiannya Mahn Win Khaing Than wakil presiden  Aung San Suu Kyi  ini  bersama dengan para pimpinan partai senior lainnya memberikan kekuatan baru bagi rakyat Myanmar untuk terus berjuang mengembalikan kekuasaan pada rakyat Myanmar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun