Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

ASN Dulu Dipandang Sebelah Mata Kini Diburu

11 Januari 2021   10:30 Diperbarui: 11 Januari 2021   11:11 1216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup itu memang harus disyukuri karena dapat kita bayangkan gaji guru di tempat terpencil di era itu pastilah  lebih miris dibandingkan dengan kehidupan dosen yang serba mepet.

Secara perlahan di era sebelum krisis moneter kesejahteraan ASN dalam bentuk kenaikan  gaji mengalami sedikit perbaikan.

Namun rasa syukur yang paling besar ketika gaji ASN yang serba minim  adalah kesempatan melanjutkan studi yang tidak pernah terbayangkan walaupun hanya dalam mimpi.

Walaupun dengan upaya sekeras apapun rasanya tidak akan mungkin seorang ASN (jujur) di era itu dapat mengeluarkan milyaran rupih untuk biaya studi lebih lanjut di luar negeri.

Rasa syukur kedua yang membuktikan bahwa menjadi ASN walaupun gajinya kecil adalah adanya  rasa aman yang lebih tinggi untuk menjalani hidup karena adanya rutinitas pendapatan dalam bentuk gaji bulanan.

Di saat Indonesia mengali krisis moneter di tahun 1998 rasanya sangat sedih sekali melihat rekan rekan sejawat yang bekerja di sektor swasta yang telah mencapai level manajer bergelimpangan mengalami PHK akibat banyak sekali perusahaan swasta yang gulung tikar.

Dapat dibayangkan  ketika keluarga sudah tumbuh dan anak anak memerlukan biaya besar terjadi pemutusan hubungan kerja secara masal dan mendadak, sedangkan upaya mendapatkan pekerjaan baru hampir tidak memungkinkan.

Seiring dengan berjalannya waktu dan pergantiian pemerintahan yang silih berganti kesejahteraan ASN mengalami perbaikan yang sangat nyata dan melegakan.

Kini gaji ASN golongan tertentu jika dibandingkan dengan gaji swasta paling tidak dapat disejajarkan dan bahkan ada yang lebih tinggi.

Kesabaran menanti perubahan dan mensyukuri nikmat merupakan kunci utama mengapa walaupun memulainya  dengan cukup prihatin namun tetap beratahan menjadi ASN sampai saat ini.

Dengan tingkat kesejahteraan yang ada saat ini memang tidak mengherankan jika  menjadi ASN menjadi tujuan banyak orang.  Hal ini dapat dilihat dengan membludaknya peserta tes calon ASN di hampir semua kesempatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun