Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Belajar dari Kasus Hukuman Massal 300 Mahasiswa Australian National University

22 Desember 2020   19:11 Diperbarui: 23 Desember 2020   16:26 1373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Australia National University

Superioritas dosen pengelola kelas telah ditunjukkan dengan kewenangan dan hak memberikan hukuman secara massal terhadap mahasiswa yang diduga telah melakukan kecurangan. Namun hal yang sangat disayangkan kewenangan itu tidak diikuti dengan sifat bijak dan kehati-hatian dosen dalam memberikan hukuman.

Kalaupun ada bukti kuat bahwa terjadi tindakan curang berupa tindakan plagiat dalam menyusun tugas bukan berarti serta merta dosen pengelola dapat langsung memberikan hukuman kepada semua mahasiswa, karena tentunya ada aturan yang dimiliki departemen, fakultas, ataupun universitas untuk memproses dugaan tindakan curang ini.

Kejadian yang menghebohkan ini juga mencerminkan tindakan "emosional" dosen pengelola yang menggunakan wewenangnya mengambil keputusan tanpa melakukan konsultasi dengan institusi untuk memberikan hukuman massal pada seluruh mahasiswa seangkatan yang berjumlah 300 orang sebagai hukuman dugaan terjadinya tindakan curang.

Perubahan pola sebaran nilai yang tidak seperti biasanya memang bukanlah sesuatu yang aneh dan luar biasa karena materi akademik mahasiswa setiap angkatan akan berbeda. Artinya dapat saja terjadi nilai satu angkatan suatu saat ada yang baik merata, ada kemungkinan juga buruk merata atau menyebar secara normal.

Era pembelajaran daring juga dapat saja mengubah sebaran nilai, karena pengajaran, tugas-tugas dan ujian diberikan dengan cara yang berbeda jika dibandingkan dengan pembelajaran secara tatap muka (luring) selum pandemi.

Kasus dugaan terjadinya kecurangan akademis dan juga plagiat di Australian National University memang terus akan diselidiki untuk mencari siapa oknum yang bertanggung jawab dan telah melakukan kecurangan ini.

Kejadian mahasiswa menggunakan jasa pihak ketiga untuk membuat tugas-tugas akademis memang sudah pernah terjadi dan menghebohkan  Australia terutama diduga dilakukan oleh mahasiswa asing yang bahasa Inggrisnya tidak memadai.

Namun apapun yang terjadi tanpa melalui suatu penyelidikan yang cermat terkait apa yang sedang terjadi dan memberikan hukuman secara massal kepada seluruh mahasiswa seangkatan akan berakibat fatal.

Tindakan "gegabah" ini tidak saja merugikan mahasiswa yang tidak terlibat skandal plagiat ini, namun juga berpengaruh buruk pada reputasi universitas sekelas Australian National University (ANU).

Di zaman digital ini dampak buruk suatu kebijakan akademis akan menjadi bola salju karena beritanya akan tersebar dengan sangat cepat dan luas. Jika tidak segera dikendalikan akan berdampak sangat buruk bagi universitas.

Pada era milenial, kesewenang-wenangan dosen sudah berlalu. Dosen diharapkan dapat bertindak lebih bijak dalam mendidik dan mengayomi mahasiswanya untuk menghasilkan sumberdaya yang berguna dengan berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, memiliki kebebasan berpikir, dan berangan tinggi untuk membangun masa depan, keluarga, dan bangsanya lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun