Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Krisis Kemanusiaan Yaman, Siapa yang Peduli?

16 Desember 2020   10:21 Diperbarui: 16 Desember 2020   10:40 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak perempuan yang mengalami malnurisi di rumah sakit al-Sabeen di ibukota Yaman Sanaa tanggal 27 October 2020. Sumber: Khaled Abdullah/Reuters

Bantuan keuangan dunia internasional kepada Yaman kini sudah mulai menipis dan dipekirakan oleh badan kemanusiaan PBB pada bulan Nopember 2020  bantuan dana internasional hanya mampu menangani kebutuhan bantuan kemanusiaan yang paling dasar sekalipun sebesar 50% dari yang dibutuhkan.

Jika dilihat nominalnya, maka Dewan Keamanan PPB mengemukakan dana yang yang diperlukan untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Yaman mencapai  US$ 3,4 milyar, sedangkan dana yang diperoleh dari bantuan internasional hanya US$1,5 milyar saja.

Skala tragedi kemanusiaan ini memang sangat masif. Menurut PBB 80% dari penduduk Yaman yang berjumlah 30 juta memerlukan bantuan.

Dari jumlah tersebut sekitar 13,5 juta sudah mengalami krisis pangan dan 16.500 orang sudah masuk ke dalam kelompok kelaparan.

Perundingan damai memang telah dilakukan, namun mengalami jalan buntu sejak tahun 2018  walaupun sudah berkali kali diupayakan oleh PBB.

Jika dianalis lebih dalam lagi, Yaman tampaknya hanya merupakan medan pertentangan haluan  politik antara negara Iran dengan koalisi Saudi serta negara Barat yang mengabaikan nilai kemanusiaan.  Apapun latar belakangnya dunia internsional saat ini perlu menyadari, bahwa jika tidak ada upaya menyelesaikan konflik ini maka sudah dapat dipastikan akan berujung pada krisis kemanusiaan.

Kepentingan politik memang telah meluluh lantakan nilai nilai kemanusiaan, lantas siapa yang perduli?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun