Pembunuhan Ahli nuklir terkemuka  Iran Mohsen Fakhrizadeh yang terjadi akhir bulan November lalu dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan menimbulkan tanda tanya besar terkait boleh tidaknya digunakan nya teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk tujuan seperti ini?
Perkembangan teknologi AI Â kini sudah merambah hampir semua bidang dan tentunya jika digunakan dengan tepat akan sangat bermanfaat bagi kemaslahatan ummat manusia. Â Banyak permasalahan kompleks dan teka teki yang terjadi sampai saat belum dapat terpecahkan di dunia ilmiah sudah dapat dipecahkan dengan bantuan teknologi AI.Â
Sebagai contoh ikatan kimia kompleks dapat dipecahkan dan diprediksi dengan menggunakan teknologi ini. Â Dengan mengalisa big data dari hasil scan otak, teknologi kecerdasan buatan dapat memprediksi apakah seseorang kelah akan menderita pikun.
Keberadaan teknologi kecerdasan buatan memang sudah diprediksi sejak lama.  Paling tidak di tahun 1940 an Isaac Asimov seorang penulis science fiction memprediksi diciptakannya robot cerdas.
Namun jika dianalisis lebih dalam lagi karya fiksi Asimov ini tampak sekali pola pikir linieritas nya. Â Asimov memprediksi bahwa teknologi kecerdasan akan terealisasi di masa mendatang yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Bedasarkan hal ini Asimov menyatakan bahwa teknologi robot cerdas ini  akan dapat berdampingan dengan manusia karena tidak akan mencelakai manusia.  Robot cerdas ini akan tunduk dan patuh pada  perintah manusia.Â
Selanjutnya menurut Asimov, robot cerdas akan pelindung dan penjaga manusia  asalkan kepentingan penciptaannya tidak bertentangan dengan nilai nilai kemanusiaan.
Tiga butir Asimov law ini memang dipostulasikan ketika perkembangan teknologi masih belum sepesat sekarang, jadi masuk akal memang Asimov Law menekankan pada disi positif robot cerdas yang sepenuhnya dapat dikendalikan oleh manusia.
Namun setelah 80 tahun kemudian para pakar AI menilai bahwa Asimov Law ini perlu disempurnakan karena dalam perkembanganya jika disempurnakan justru akan menimbulkan hal hal negatif bagi manusia.
Perkembangan teknologi memang tidak selalu selaras dengan nilai kemanusiaan,  Salah satu pakar Kecerdasan buatan Frank Pasquale mengingatkan bahwa  kecerdasan buatan perlu dilengkapi dengan Artificial Augmentation.
Ada perbedaan yang mendasar  antara Artificial Intellegence dengan Artificial Augmentation. Jika keberadaan teknologi artificial intelligence cenderung ditujukan  untuk menggantikan peran manusia, sebaliknya Artificial Augmentation justru bertujuan  mengharmonisasikan keberadaan teknologi Artificial Intelligence untuk membantu dan memberikan kemudahan pada  manusia.